Lomba balap sampan di Muara Perancak Jembrana. (BP/kmb)

NEGARA, BALIPOST.com – Lomba balap sampan Tradisional yang digelar Minggu (29/7) pagi di Muara Perancak, Jembrana kembali diwarnai kericuhan. Lomba yang digelar setiap setahun sekali dalam rangka menyambut peringatan HUT Kota Negara ini, tahun ini diikuti oleh 69 sampan.

Awalnya lomba berjalan  meriah. Namun setelah puluhan sampan dilepas di Muara Perancak, Jembrana terjadi kericuhan diantara peserta.  Situasi sempat memanas saat para peserta tiba digaris finish di Jembatan Tukad Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Jembrana. Saat itu satu pesatu peserta tiba digaris finish. Sampan nomor 36 yang didayung oleh I Gede Sandi Adnyana dan I Wayan Teler  paling pertama tiba digaris finish dengan waktu tempuh 32 detik 45 menit, pada posisi kedua sampan no 29 yang didayung Komang Sutama dan I Gede Eka Yastika dengan waktu tempuh 34 detik 39 menit.

Baca juga:  Polisi Bersenjata Laras Panjang Sisir Kuta Utara

Sampan nomor 30 yang didayung oleh I Made darma Santika dan I Komang Nitra berada diposisi ketiga dengan waktu tempuh 35 menit 09 detik.

Setelah ketiga sampan milik warga Kelurahan Sangkaragung tersebut tiba disusul sejumlah jukung lainnya, tiba-tiba terjadi pertengkaran diantara para peserta. Bahkan salah seorang peserta, Wayan Dela yang berpasangan dengan Komang Narta (40) asal Sangkaragung dilarikan ke RSU Negara untuk mendapatkan perawatan medis.

Guna menghindari keributan, aparat keamanan yang ada dilokasi akhirnya mengamankan salah seorang peserta yakni pendayung sampan nomor 50, Hairul Hadi (32) asal  Banjar Kerobokan, Desa Air Kuning, Jembrana ke Polsek Kota Negara.

Dari informasi para peserta diketahui setelah dilepas digaris start sempat terlibat cekcok yang berujung pada kekerasan.

Baca juga:  Satu PMI Positif Covid-19 di Jembrana

Dari keterangan Sandi Adnyana didampingi I Wayan Teler ketika berada di Polsek Kota Negara mengaku saat berlangsungnya perlombaan sempat dipukul oleh Hairul Hadi.
Dikatakan nomor peserta 32 dan pemenang juara 2 tahun lalu ini ketika berada 100 meter dari garis start, pelaku menantang dan menabrak dari arah belakang, kemudian nyalip dan memukulnya dengan dayung. Sehingga dayungnya mengenai pelipis kanan sampai robek dan bagian belakang sampannya juga rusak.

Dia juga sempat menghindar namun malah dicari dan sampannya berusaha dibalikkan.
Hairul Hadi juga mengaku pada lomba sampan tahun lalu didiskualifikasi karena pasangan Adnyana dan Teler saat itu protes terhadap sampan fiber yang digunakannya. “Tadi memang kami sempat pepetan, saya menyesal dan minta maaf,” katanya.

Baca juga:  Dua Hari Berturut-turut, Jembrana Laporkan Pasien COVID-19 Meninggal

Kapolsek Kota Negara, Kompol I Ketut Maret dikonfirmasi mengatakan persoalan itu telah dimediasi. Kedua pihak juga sudah saling memaafkan. “Sudah dibuatkan surat pernyataan agar tidak terulang kembali dan tidak saling dendam dikemudian hari, ” katanya.

Guna menghindari kericuhan,  pihaknya menghimbau agar tahun depan peserta hanya sampan kayu saja.

Asisten II Sekda Kabupaten Jembrana, I Gusti Putu Mertadana  mengatakan tahun ini lomba sampan tradisional HUT Kota Negara ke 123 ini diikuti oleh 69 peserta.
Terkait insiden yang terjadi pihaknya menilai sebagai hal yang kerap terjadi dalam pertandingan lain, namun ke depan akan menjadi bahan evaluasi demi keamanan dan kenyamanan. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *