JAKARTA, BALIPOST.com – Menpar Arief Yahya mendukung Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) untuk memeriahkan perhelatan Asian Games 2018 dan Visit Wonderful Indonesia (ViWI) 2018. Acara belanja berskala nasional ini diadakan di pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia selama 8 Agustus hingga 2 September 2018.
“Pada HBDI, akan diberikan diskon besar-besaran dan memuaskan masyarakat yang akan belanja. Karena sekaligus untuk menyukseskan Asian Games 2018 dan ViWI 2018. Kita tetapkan Kota Palembang menjadi host HBD Indonesia,” kata Menpar di Jakarta, Senin (30/7).
HBDI akan dibuka pada 8 Agustus 2018 di Benteng Kuto Besak, Palembang, Sumatera Selatan. Sekaligus menyambut HUT RI ke-73, beragam program diskon menarik antara lain Discount 73% all items dan selected items, Additional discount 17% + 8%, Discount 73% utk KTP 73 tahun, Hanya bayar 73% minimal transaksi senilai tertentu, Clearence sale up to 73%, dan masih banyak lagi.
Menpar Arief mendukung pelaksanaan HBDI online di era digital ini. “Kita sebagai pengusaha harus mampu membuat keputusan untuk bertahan dan sukses di era transformasi digital, artinya kita harus siap bertransformasi. HBDI online harus menjadi bagian dari perhelatan tahunan ini,” kata Menpar.
Arief Yahya mencontohkan, beberapa program diskon online yang berlangsung sukses di Indonesia, di antaranya Hari Jomblo Internasional (Single’s Day, 11-11) dengan omzet senilai USD 25 miliar tahun 2017 dan HARBOLNAS pada 12-12 (12 Desember) dengan omzet 4,7 triliun Rupiah pada 2017.
Menpar Arief juga membandingkan GATF (Garuda Indonesia Travel Fair) dengan GOTF (Garuda Indonesia Travel Fair), transaksi dari Rp 360 miliar menjadi Rp 1 triliun.
Menpar juga mendukung pelaksanaan tax refund dalam HBDI ini. Menurut Menpar, peraturan-peraturan yang mendukung wisata belanja perlu disesuaikan agar bisa bersaing di regional dan global, seperti tax refund. “Sistem pengembalian pajak bagi para wisatawan asing (tax refund) perlu dikaji bersama dengan Kementerian Keuangan dan harus dikuti dengan komitmen semua anggota Hippindo untuk mendaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak dan Toko Kena Pajak, sehingga benar-benar menjadi daya tarik wisata belanja yang lebih mudah di promosikan”, kata Menpar. (Nikson/balipost)