JAKARTA, BALIPOST.com – Di 2019, akan berlangsung pemilihan anggota legislatif dan presiden. Tahun ini dipastikan suhu perpolitikan akan memanas. Berbagai isu-isu yang bisa menimbulkan perpecahan, seperti agama. Hal ini sangat sensitif jika dimanfaatkan oknum tertentu dalam memenangkan tujuan politiknya.
Untuk itu, peran tokoh dan majelis tinggi agama sangat dibutuhkan dalam menjaga stabilitas politik nasional. Menurut Ketua PHDI DKI Jakarta, Ketut Wiardana, menjalin silaturahmi sangat penting. Ia mengatakan menjaga kerukunan umat beragama dengan mengoptimalkan peran tokoh dan majelis tinggi agama merupakan hal yang krusial. Sehingga umat bisa dijauhkan dari paham radikalisme dan tidak terprovokasi oleh isu-isu SARA. “Kalau sudah rukun, kesejahteraan pasti terwujud,” ujarnya.
Ia mengatakan kondusivitas di DKI Jakarta bisa membawa suasana yang sama di daerah lain.
Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), KH. Syafii Mufid, mengatakan kebhinekaan yang dimiliki Indonesia jangan dijadikan pertentangan melainkan harus dilestarikan. Tokoh-tokoh agama diharapkan bisa menjadi perekat NKRI. “Bangsa ini perlu tokoh-tokoh yang bisa merawat kebhinekaan,” sebutnya. (kmb/balitv)