JAKARTA, BALIPOST.com – Partai-partai pendukung calon presiden Prabowo Subianto makin mengintensifkan pertemuan untuk membahas format ideal calon wakil presiden (cawapres) yang disepakati untuk mendampingi Prabowo. Dari sekian nama yang muncul, Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al Jufri merupakan nama kuat untuk disepakati.
Kesimpulan tersebut diperoleh setelah Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan DPP PKS di Jakarta, Senin (30/7). Prabowo didampingi Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menemui para petinggi PKS, mereka diterima Salim Segaf Al Jufri, Presiden PKS Sohibul Iman serta jajaran pengurus DPP PKS.
Beberapa jam sebelum bertemu DPP PKS, Prabowo menerima Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kedimannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Presiden PKS Sohibul Iman mengungkapkan pada pertemuannya dengan Prabowo, ada 2 hal penting yang dibicarakan. “Pertama adalah terkait dengan rekomendasi hasil ijtima ulama dan tokoh nasional. Kedua adalah progres komunikasi yang dilakukan Gerindra, dalam hal ini Pak Prabowo, dan Demokrat, yakni Pak SBY,” ucap Sohibul di DPP PKS.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid berharap koalisi pendukung Prabowo bisa mengusung Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri sebagai cawapres untuk diduetkan dengan Prabowo. “Saya harap segera diputuskan,” tegas Hidayat.
Dengan segera diputuskannya pasangan ini, Wakil Ketua MPR RI ini mengatakan maka pasangan Prabowo – Salim bisa segera dideklarasikan untuk kemudian ditetapkan dan didaftarkan ke KPU sebelum tanggal 10 Agustus mendatang. Menurut Hidayat, bakal pasangan capres-cawapres Prabowo-Salim sesuai dengan keputusan Ijtima ulama 212 yang merekomendasikan agar Prabowo Subianto sebagai capres dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri sebagai cawapres untuk pilpres 2019.
Hingga saat ini, koalisi partai pendukung Prabowo terus mematangkan format koalisi dengan menggelar pertemuan. PKS, Gerindra, dan Partai Demokrat sudah menjajaki koalisi Pilpres 2019. Ketiga partai akan terus mengajak partai lain yang masih diharapkan untuk bergabung dalam barisan koalisi di antaranya Partai Amanat Nasional (PAN). (Hardianto/balipost)