BANGLI, BALIPOST.com – Angka kemiskinan Kabupaten Bangli masih cukup tinggi. Berdasarkan data terakhir, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangli saat ini mencapai 8.995 KK.
Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta mengklaim meski masih berada pada angka 8.995 KK, namun data kemiskinan di Kabupaten Bangli dalam kurun tiga tahun terakhir telah mengalami penurunan signifikan hingga hingga 18,6 persen. Dikatakan Sedana Arta, berdasarkan data dari Dinas Sosial Kabupaten Bangli pada tahun 2015 lalu jumlah KK miskin di Bangli mecapai 11.055 KK.
Dalam tiga tahun terakhir, kemiskinan di Bangli berhasil diturunkan sebanyak 2.060 KK atau 18,6 %. Dari total 8.995 KK penduduk miskin di Bangli yang tersisa saat ini, seluruhnya tersebar di empat kecamatan. Dengan rincian 1.244 KK berada di Kecamatan Bangli, 1.718 KK berada di Kecamatan Tembuku, 1.711 KK berada di Kecamatan Susut dan 4.322 KK berada di Kecamatan Kintamani.
Dijelaskannya, tingginya angka kemiskinan di Kecamatan Kintamani disebabkan karena sebagian besar dari masyarakat di sana tinggal di wilayah balik bukit yang secara akses cukup terpencil. Untuk mengatasi kemiskinan di Kabupaten Bangli, pihaknya sejak tahun 2011 sudah menerapkan kebijakan pengalokasian Alokasi Dana Desa (ADD) yang besar. Hingga tahun 2018 ini, satu desa di Bangli rata-rata bisa mendapatkan kucuran ADD hingga Rp 1 Miliar lebih. Selain itu, Pemkab Bangli juga fokus terhadap pembangunan infrastruktur jalan. Ditargetkan jalan kabupaten yang menghubungkan desa-desa di Bangli tahun tuntas di hotmix pada tahun 2020 mendatang,
Wabup asal Sulahan ini menambahkan selain ADD yang besar dan program hotmix masuk desa, untuk memerangi kemiskinan di Bangli, pihaknya juga telah membuat berbagai program inovasi. Diantaranya program Kamis sebagai hari pengentasan kemiskinan. Dalam program ini Pemkab Bangli turun ke wilayah yang kantung kemiskinanya tinggi. “Di sana kita pelajari penyebab utama masyarakat miskin, kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai program kegiatan,” jelasnya.
Selain itu, Pemkab juga mempunyai program Nyama Anyar dan Oka Anyar. Dalam program Nyama Anyar ini, mulai dari Bupati, Wakil Bupati, pejabat eselon II, II, IV sampai kepala sekolah wajib memiliki keluarga pra sejahtera binaan. “Khusus untuk Bupati, wajib memiliki lima keluarga binaan. Wakil Bupati tiga keluarga binaan, eselon II wajib memiliki dua keluarga binaan,” jelasnya.
Sedangkan untuk program Oka Anyar, lanjutnya, guru-guru di Kabupaten Bangli diwajibkan membina siswa yang berpotensi putus sekolah. Selain itu, Pemkab juga memiliki program bedah rumah dan berbagai pelatihan keterampilan bagi KK miskin. “Melalui program ini, kita targetkan kemiskinan di Bangli secara bertahap bisa diturunkan,” tandasnya. (Dayu Swasrina/balipost)