Sejumlah truk pengangkut sampah milik DLH Kabupaten Bangli tak bisa beroperasi lantaran terjadi kelangkaan solar di wilayah Bangli. (BP/ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) khususnya solar terjadi di Kabupaten Bangli. Kondisi itu berdampak pada terganggunya pelayanan pengangkutan sampah yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangli.

Kepala DLH Kabupaten Bangli Ida Ayu Yudi Sutha dikonfirmasi Rabu (1/8) mengatakan, kelangkaan solar diketahui terjadi pada Rabu pagi saat petugasnya hendak melakukan pengisian bahan bakar ke SPBU. Oleh pihak SPBU, disampaikan bahwa kelangkaan solar disebabkan karena adanya rencana pengalihan solar ke solardex. Kelangkaan solar tak hanya terjadi di SPBU yang ada di wilayah Kota Bangli namun juga SPBU di kecamatan lainnya. “Kita sudah sempat tanyakan ke SPBU lain. Sama juga persediaan solarnya kosong,” ujarnya.

Baca juga:  Tak Lakukan Pemilahan Sampah, Pemilik Toko Diancam Sanksi Ini

Dari informasi terakhir yang diterimanya, stok solar masih tersedia di SPBU baru yang ada di Kayuambua. Akan tetapi pihaknya hanya bisa membelinya, jika di SPBU tersebut bisa menyediakan struk bukti pembelian. “Kalau tidak ada struk, kita tidak berani kecuali dibolehkan oleh yang berwenang, misalnya dari TAPD,” katanya.

Kosongnya stok solar di SPBU di Bangli, diakui Yudi Sutha sangat berdampak pada terganggunya pelayanan pengangkutan sampah di wilayah Kota Bangli dan kota kecamatan. Sebanyak 20 armada pengangkut sampah dan mobil penyiram tanaman yang dimiliki DLH Bangli tak bisa beroperasi lantaran tak ada bahan bakarnya. Total volume sampah yang selama ini rutin diangkut DLH dari wilayah Kota Bangli dan kota kecamatan ke TPA yakni sekitar 180 kubik. “Kita sudah sampaikan permakluman ke masyarakat. Untuk sementara ini kita belum bisa bekerja karena tidak ada solar,” jelasnya.

Baca juga:  Menangkap Raja Preman Kebanggaan bagi Polresta

Lebih lanjut dikatakannya, untuk bisa mendapatkan solar pihaknya kini masih terus berupaya melakukan pengecekan ke SPBU. Yudi Sutha mengatakan, meski stok solar masih tersedia di SPBU yang ada di Kabupaten lainnya, namun pihaknya tidak berani melakukan pembelian menggunakan jerigen karena takut menjadi temuan.

“Terkait kelangkaan solar ini kita sudah bersurat ke ketua TAPD. Kita juga sudah melaporkan soal wacara pengalihan solar menjadi solardek, dimana harganya nanti akan naik dua kali lipat dari harga solar sekarang yang hanya Rp 5.500 per liter,” terangnya. (dayu rina/balipost)

Baca juga:  19 Calon Investor Siap Modali PLTSa TPA Suwung
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *