NEGARA, BALIPOST.com – Setelah sempat tidak melaut lantaran cuaca buruk, sejumlah nelayan di pesisir Jembrana, Rabu (1/8) mulai melaut. Sejumlah nelayan baik menggunakan perahu tradisional (jukung) maupun perahu Selerek (purse seine) sudah berlayar menuju spot-spot tangkapan ikan.
Sebelumnya mereka mendapatkan imbauan dari desa maupun petugas kepolisian karena cuaca yang tidak memungkinkan untuk melaut. Lantaran banyak nelayan yang memilih libur, harga ikan laut juga sempat melonjak.
Sakirin, anggota Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jembrana mengatakan kemarin sudah banyak nelayan perahu Selerek mulai melaut. “Kebanyakan sudah jalan, biasanya sampai ke daerah Bukit (perairan Badung). Sehari sebelumnya juga sudah ada, tapi yang banyak tadi,“ kata dia.
Dari pengamatan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, beberapa pasang perahu Selerek berdatangan usai melaut. Menurut warga di sekitar pelabuhan, pada Selasa malam ada delapan pasang perahu yang melaut. Beberapa diantaranya mendapatkan ikan jenis Tongkol.
Namun ada juga perahu yang tidak mendapatkan hasil tangkapan. “Ada sekitar tiga perahu yang dapat rata-rata satu ton. Lainnya tidak ada tangkapan. Mungkin karena baru melaut waktunya juga sedikit,” terang Hadi, salah seorang warga sekitar.
Nelayan perahu Selerek beroperasi di Selat Bali mencakup nelayan dari Kabupaten Jembrana, Bali dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Satu unit kapal penangkap perahu selerek ini terdiri dari dua perahu yang beroperasi.
Masing-masing perahu memiliki fungsi berbeda. Untuk di Jembrana ada 60 pasang kapal purse seine (selerek) yang masih aktif beroperasi. Lelang ikan di TPI PPN Pengambengan didominasi dari hasil tangkap kapal selerek dengan komoditi utama Lemuru. Namun sudah beberapa tahun belakangan ini nelayan Selerek paceklik ikan Lemuru. (Surya Dharma/balipost)