SINGARAJA, BALIPOST.com – Pembukaan Buleleng Festival (Bulfest) ke VI Tahun 2018, Kamis (2/8) berlangsung meriah dan semarak. Bulfest yang mengusung tema “The Spirit of Prularism” tersebut dibuka dengan pementasan tarian dari sejumlah etnis di Buleleng dan penampilan Tari Rangrang yang mencerminkan keberagaman.
Bulfest dibuka Staf Ahli Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI Dra. Esthy Reko Astuty, M.Si. Sejumlah pejabat penting hadir menyaksikan upacara pembukaan diantaranya Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Gubernur Bali terpilih Wayan Koster bersama Tjokorda Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, Anggota DPRD Bali, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS), Wakil Bupati dr. Nyoman Sutjidra, Sp. O.G dan Ketua DRD Buleleng Gede Supriatna menyaksikan langsung pementasan massal dari empat etnis yakni, Islam, Budha, Kristen, dan Hindu di sepanjang jalan Ngurah Rai.
Diawali pementasan Legong Tombol, Baris Gede, Kesenian Budrah dan pementasan Barongsai. Pementasan ini merepresentasikan pluralisme dengan beragam etnis di Bali Utara.
Seluruh tamu kemudian menuju paggung utama di depan Tugu Singa Ambara Raja untuk mengikuti upacara pembukaan. Sejumlah tarian disuguhkan dalam acara pembukaan ini. Salah satunya adalah Tari Rangrang garapan Sanggar Santi Budaya.
Tarian ini melambangkan pluralisme atau keberagaman di Buleleng. Tarian Rangrang ini secara filosofi berarti warna-warni, yang melambangkan kehidupan masyarakat di Buleleng yang heterogin.
Melibatkan 58 penari Rangrang begitu atraktif tampil di atas panggung. Mereka mewakili empat etnis, yakni Tionghoa, Bali, Muslim, dan Kristen yang hidup bersatu padu di Buleleng dengan damai.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, Bulfest mampu menjadi event tahunan yang ditunggu-tunggu masyarakat dan wisatawan utamanya turis mancanegara. Kebanggaan lain dari event wisata gagasannya itu adalah Bulfest masuk dalam kalender 100 event tingkat nasional Kemenpar.
“Dulu diawal dihadapi dengan pro kontra, sekarang ditunggu-tunggu dan saya kira apa yang kita lakukan ini dalam track yang benar untuk mengembangkan potensi pariwisata, kesenian, kerajinan, kuliner dan UKM. Hampir setiap tahun selalu menampilkan yang spesifik,” katanya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Multikultural Kemenpar Dra. Esthy Reko Astuty menyambut baik upaya Pemkab Buleleng yang rutin menghelat Bulfest. Dia mengatakan, Buleleng memiliki potensi wisata alam dan budaya yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia.
Di daerah ini memiliki sedikitnya 86 obyek wisata yang menarik. Sehingga layak untuk dikembangkan demi menarik minat wisman datang ke Buleleng. (Mudiarta/balipost)