Ilustrasi. (BP/dok)

GIANYAR, BALIPOST.com – Memasuki tahun ini hingga akhir Juni, tercatat ada puluhan pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Gianyar. Ironisnya, 7 diantaranya merupakan ibu hamil (bumil).

Selain itu diduga masih ada pengidap HIV yang belum terdeteksi. Plh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Nyoman Astawa, mengatakan Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar mencatat sebanyak 7 ibu hamil positif terinfeksi HIV di 2018 ini. Dikatakan jumlah itu diperoleh dari 3.549 ibu hamil yang melakukan tes periode Januari hingga Juni 2018. “Perkiraan kita ada 7.000 ibu hamil yang ada di Gianyar, yang melakukan tes baru segitu, DNA 7 diantaranya positif HIV,” katanya.

Dikatakan 7 bumil positif HIV ini pun sudah mendapat pendampingan dari Puskesmas terdekat. Sementara di 2017 lalu, dari total 6.279 ibu hamil yang melakukan tes HIV, 16 diantaranya positif. “Kita berharap 7 bumil ini bisa memutus penularan HIV kepada calon bayinya,” katanya.

Baca juga:  Gianyar akan Bangun Kolam Renang Senilai Rp 110 Miliar

Dijelaskan penularan infeksi HIV dari seorang ibu HIV positif pada bayinya dapat terjadi selama kehamilan, persalinan, ataupun menyusui. Hal ini pun sejatinya dapat dicegah melalui program PMTCT (Prevention of Mother To Child HIV Transmission). Hanya saja, kesuksesan program ini tergantung dari kemauan ibu hamil itu sendiri.

Pihaknya pun menghimbau agar sedini mungkin melakukan tes HIV. Sebaiknya sebelum menikah, calon pengantin sama-sama tes. Jika positif HIV kan bisa sejak awal dilakukan PMTCT ini. “Sayangnya, banyak kita temui di lapangan, bumil baru lapor dirinya positif HIV ketika mau lahiran. Padahal tahun lalu PMTCT ini sudah banyak yang berhasil, bayi yang lahir negatif HIV,” jelasnya.

Baca juga:  Kunjungi Pameran IKM Bali Bangkit, Gubernur Koster Ajak Menteri Teten Survei Souvenir G20

Ia juga mengungkapkan data periode Januari-Juni 2018 ini terungkap 87 kasus baru penderita HIV di Gianyar. Jumlah tersebut didapatkan dari total 4.339 orang yang melakukan tes HIV.

Sedangkan di 2017, dari 8.845 orang yang melakukan tes HIV diketahui 364 diantaranya positif HIV. Menurut Nyoman Astawa, terungkapnya kasus baru ini tidak semata-mata buruk. Sebab, mengindikasikan kesadaran masyarakat terhadap virus ini semakin tinggi.

Kecamatan yang paling rawan penularan virus ini adalah Sukawati. Hanya saja pihaknya enggan membeberkan data pengidap HIV per Kecamatan. “Sukawati rawan karena daerah transisi penduduknya heterogen. Tapi selain Sukawati, sejatinya hampir di seluruh desa di Gianyar ada pengidap HIV,” ungkapnya.

Baca juga:  Satpol PP Amankan Gepeng Di Ubud

Ditambahkan untuk pelayanan, saat ini ada 13 Puskesmas dan 2 RS swasta yaitu RSU Ganesha dan RSU Ari Santi yang telah memiliki layanan tes HIV secara gratis dan rahasia. “Untuk rujukan, RSUD Sanjiwani telah memiliki layanan lengkap baik tes HIV, perawatan, dukungan dan pengobatan bagi ODHA dengan terapi obat ARV (anti retro viral). Ada juga pelayanan satelit ARV di UPT Kesmas Ubud II,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *