DENPASAR, BALIPOST.com – Menjamurnya obyek ayunan untuk selfie yang belum lama ini makan korban seorang wisatawan asal Prancis, menimbulkan kekhawatiran pelaku usaha taman rekreasi. Salah satunya diutarakan IGAA Inda Trimafo Yudha.
Menurut Inda yang juga Ketua BPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Bali, obyek ayunan yang kini banyak bermunculan seharusnya dibarengi dengan safety yang baik. Sayangnya, saat ini hal tersebut terkesan dilupakan hingga memakan korban jiwa.
Seharusnya peristiwa tersebut tidak terjadi jika keamanan dan keselamatan dalam taman rekreasi diperhatikan. “Di sinilah fungsi perhimpunan itu penting untuk mewadahi dan membuat rambu-rambu untuk keamanan dan keselamatan sehingga peristiwa yang bisa mencoreng nama Bali sebagai destinasi wisata tidak akan terjadi,” ujarnya.
Namun, ia mengaku tidak bisa berbuat banyak tanpa ada dukungan dari pemerintah. Sebab, di satu sisi para pelaku usaha yang lebih paham dan bisa merumuskan aturan keamanan dan keselamatan di tempat rekreasi, sementara di sisi lain pemerintah yang bisa mengeluarkan regulasinya. “Fungsi asosiasi bisa berjalan kalau ada pengakuan dari pemerintah,” sebutnya sambil mengatakan saat ini jumlah anggota Putri Bali mencapai 50 taman rekreasi.
Jika ada pengakuan dari pemerintah, ia percaya pelaku usaha taman rekreasi bisa diwadahi dengan lebih baik karena mereka merasa ada keuntungannya menjadi anggota perhimpunan. Persoalan-persoalan yang dihadapi pelaku usaha, seperti perang tarif dan keselamatan serta keamanan wisatawan saat berwisata juga bisa dibicarakan sehingga ada solusinya. (Diah Dewi/balipost)