DENPASAR, BALIPOST.com – Pengungkapan kasus kejahatan jalanan dari bulan Mei sampai Juli 2018 dirilis, Jumat (3/8). Menjelang pelaksanan Asian Games ke-XVIII dan Annual Meeting IMF-Word Bank, Polda me-warning pelaku kejahatan jalanan menghentikan aksinya.
Jika ada yang nekat akan ditindak tegas. Hal itu dilakukan supaya tidak ada peserta Asian Games dan Annual Meeting IMF-Word Bank yang berlibur ke Bali menjadi korban.
“Kalau masih ada aksi premanisme, begal dan copet, kami akan lumpuhkan dan mereka ditembak bila melakukan perlawanan. Kalau tetap melawan, tidak segan-segan kami akan beri tindakan lebih tegas lagi,” tegasnya Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bali, Kombes Pol. Andi Fairan, Jumat (3/8).
Dalam kurun waktu tersebut, Ditreskrimum Polda Bali beserta jajarannya mengungkap 93 kasus dengan berbagai jenis tindak pidana. Jumlah pelaku yang ditangkap 93 orang, terdiri dari 3 warga negara asing (WNA) dan 90 warga Indonesia.
Dari kasus yang diungkap tersebut, Andi Fairan mengungkapkan, ada beberapa kasus menonjol yang pelakunya WNA. Dua WNA asal Bulgaria yaitu Ivan Hristov Stanchev (43) dan Stefan Ivanov (53), serta Nicolov Pandov Plamen (45) asal Australia. Mereka dibekuk terkait kasus skimming.
“Modus yang mereka lakukan sama, namun tempat kejadiannya berbeda,” tegasnya.
Tersangka Stefan Ivanov beraksi di wilayah Denpasar, Selasa (31/7). Sedangkan Ivan Hristov Stanchev dan Nicolov Pandov Plamen ditangkap di Nusa Penida, Klungkung, Senin (9/7). Penyidik masih mendalami jaringan ketiga pelaku. Kasus menonjol lainnya adalah curanmor, curat, begal dan copet.
Dalam rangka meciptakan situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif menjelang Asian Games ke-XVIII dan IMF-WB Annual Meeting 2018, lanjut Andi Fairan, jajarannya melaksanakan kegiatan cipta kondisi (cipkon). Selama kegiatan tersebut, pihaknya akan melaksanakan kegiatan preventif, preemtif dan represif.
Perwira lulusan Akpol tahun 1990 ini menegaskan, selama Asian Games dan Annual Meeting berlangsung, tidak boleh terjadi kasus begal atau copet di wilayah Bali dan dibentuk Satgas Pemberantasan Kejahatan Jalanan.
“Kami juga membentuk Tim Khusus Anticopet,” ucap Andi Fairan, didampingi Kasubid Penmas Bidhumas, AKBP I Gusti Ayu Yuli Ratnawati.
Sasarannya yaitu obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan asing, seperti wilayah Kuta, Seminyak, Nusa Dua dan Sanur. Tim Khusus Anticopet ini akan membersihkan para preman, pelaku begal dan copet beserta jaringannya yang kerap beraksi di tempat pariwisata. (kerta negara/balipost)