SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kecelakaan wisatawan di Kepulauan Nusa Penida telah beberapa kali terjadi tahun ini. Mereka tak hanya mengalami luka, namun juga ada meregang nyawa. Mengantisipasi itu, objek wisata dijaga ketat oleh polisi.
Hal demikian salah satunya dilakukan pada objek wisata Devil Tear, Nusa Lembongan, Minggu (5/8). Polisi tak sebatas memberikan imbauan kepada wisatawan untuk berhati-hati, tetapi juga para guide. “Wisatawan asing terutama dari Tiongkok cukup banyak berkunjung. Banyak juga selfie. Ini menjadi atensi,” jelas Kapol Subsektor Lembongan, Iptu Nyoman Simpen.
Sejauh ini, katanya belum ada tanda imbauan yang sifatnya mengarahkan para wisatawan agar lebih berhati-hati
dan tidak melakukan selfie di pinggir tebing saat ombak besar. Oleh sebab itu, pengawasan dinilai sangat diperlukan. “Di objek ini sering ada ombak besar. Kami harapkan pengunjung waspada,” jelasnya.
Menurut Simpen, sistem pengamanan perlu mendapat perhatian dari semua pihak, mulai pemerintah desa sampai instansi terkait lainnya. “Ini harus bersinergi. Tidak hanya cukup oleh kepolisian saja,” tegasnya.
Ditambahkam, dalam hal ini, pihaknya juga telah menyiagakan beberapa personil setiap hari. “Dengan itu, pengawasan bisa lebih intensif,” imbuhnya.
Seperti berita sebelumnya, wisatawan yang terjatuh sejak awal 2018 akibat terhempas ombak saat selfie mencapai 6 orang. Yakni, wisatawan asal Itali, Salvatore De Rosa di tebing Blue Lagoon, Nusa Lembongan. Beruntung korban tak neregang nyawa, hanya mengalami patah kaki kiri. Sebelumnya juga ada wisatawan asal Tiongkok Qiu Wei.
Ia jatuh di Objek Angle Billabong saat selfie dan meninggal dunia. Selain itu ada wisatawan Tiongkok, Liang Wanchang di objek wisata Devil Tear, Nusa Lembongan dan meninggal dunia. Wisatawan asal Cina, Wu Shanshem dan Yang Lin juga turut menjadi korban. Mereka terperosok di Devil Tears, Nusa Lembongan.
Selain akibat ombak, warga Rusia Keren Tatarenko juga jatuh ke tebing di Desa Bungamekar setinggi sekitar 200 meter akibat sepeda motor yang ditungganginya oleng saat melintasi jalan berkrikil. (sosiawan/balipost)