JAKARTA, BALIPOST.com – Pascagempa di Lombok Utara berkekuatan Mag 7.0 SR pada Minggu (5/8) pukul 19.46 Wita, sektor penerbangan di Bali dan Nusa Tenggara Barat dalam kondisi aman dan beroperasi dengan normal. Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Pramintohadi memastikan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan sementara terhadap fasilitas bandara di Denpasar dan Lombok, tidak ditemukan kerusakan sebagai dampak dari gempa yang terjadi.
“Kami telah mendapatkan laporan dari Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Ngurah Rai bahwa Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali dan Bandara Internasional Lombok Praya, Lombok tidak terdampak oleh gempa bumi yang mengguncang Lombok Utara,” ungkap Pramintohadi.
Sementara itu dari laporan Direktur Bandar Udara, bandara yang berada di daerah sekitar gempa juga beroperasi dengan normal. Dilaporkan fasilitas sisi darat dan udara di bandara Sultan M. Kaharuddin Sumbawa dan Bandara Sultan M. Salahuddin Bima aman pascagempa. Demikian juga kondisi di Bandara Tambolaka dan Bandara Komodo Labuan Bajo.
GM AirNav Cabang Denpasar kepada PLT Dirjen Perhubungan Udara Pramintohadi Sukarno, gempa tersebut tidak berdampak kepada Pelayanan Navigasi Penerbangan di Kantor Cabang Denpasar. Fasilitas CNSA, gedung dan fasilitas penunjang lainnya dalam kondisi normal, demikian juga untuk KCP Labuhan Bajo, UPNP Waingapu dan Tambolaka juga dalam kondisi normal.
Sekitar pukul 20.00 Wita, di Bandara Lombok sempat padam listrik dan orang-orang di airside serta terminal sempat dievakuasi di titik evakuasi di luar terminal. Namun menjelang pukul 20.30 Wita calon penumpang sudah kembali ke ruang tunggu terminal.
Begitu juga di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali l, tidak ada kerusakan pada fasilitas airside. “Saat ini kegiatan operasional penerbangan pada kedua bandara tersebut berjalan normal, meskipun ada beberapa kerusakan fasilitas pendukung di terminal,” imbuh Peamintohadi.
Walaupun demikian, Pramintohadi tetap meminta para stakeholder penerbangan baik itu AirNav, pengelola bandara maupun maskapai untuk tetap waspada baik terhadap gempa susulan maupun efek dari gempa, terutama terhadap bangunan serta sarana dan prasarana penerbangan.
“Harus tetap waspada dan saling berkoordinasi antar stakeholder penerbangan dan yang terkait seperti BMKG, PVMBG, Basarnas, TNI Polri dan lainnya. Periksa dengan seksama semua sarana dan prasarana penerbangan sehingga dipastikan dapat menyelenggarakan penerbangan dengan selamat, aman dan nyaman. Pelayanan kepada penumpang juga harus diperhatikan. Bila masih ragu-ragu terkait keselamatan dan keamanan penerbangan, jangan pernah merilis penerbangan pesawat,” ujarnya. (Nikson/balipost)