Mengetahui putrinya meninggal, terlihat I Wayan Sudiana (kenakan jaket kulit) saat jatuh dan menangis di halaman RSUD Sanjiwani Gianyar. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Seorang siswa SMK Kesehatan Maharshi Gianyar meninggal dunia usai mengikuti latihan gerak jalan pada Senin (6/8). Korban, Ni Kadek Irawati diketahui memang memiliki riwayat sait jantung. Akhirnya usai menjalani perawatan di IGD RSUD Sanjiwani, siswi 16 tahun asal Kecamatan Payangan ini menghembus nafas terakhir.

Pantauan di IGD RSUD Sanjiwani Gianyar ayah korban, I Wayan Sudiana terlihat menangisi kepergian putrinya. Ia menerangkan sehari-hari putrinya ini memang pulang pergi Payangan-Bedulu untuk sekolah. Ia pun mengaku kaget, lntaran pada Senin pagi anak keduanya ini masih terlihat sehat saat berangkat sekolah. Namun diakui beberapa hari sebelumnya korban sempat mengeluhkan pusing. “Sabtu lalu memang mengeluh pusing, tapi sudah baikan makanya bisa sekolah tadi,” jelasnya.

Baca juga:  Kumulatif Kasus COVID-19 Bali Lampaui 27.000, Kematian Masih Terus Bertambah

Meski sempat tidak terima anaknya meninggal secara mendadak, Wayan Sudiana mengaku ikhlas. Bahkan pihaknya berencana melakukan prosesi pemakaman secepatnya. “7 tahun lalu, ibunya juga meninggal mendadak. Gak ada sakit tiba-tiba saja meninggal. Mungkin sudah jalannya anak tyang seperti ini,”katanya.

Sementara itu Kepala SMK Kesehatan Maharshi, Ir. Anak Agung Sugianthara yang juga datang ke IGD RSUD Sanjiwani Gianyar mengatakan sebelumnya Irawati yang duduk di kelas X ini memang mengikuti latihan gerak jalan. Latihan ini digelar menjelang Lomba Ketrampilan Baris Berbaris yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gianyar untuk Agustusan. “Siswi ini termasuk salah satu diantara puluhan peserta gerak jalan, “ katanya.

Baca juga:  Perempuan Bali Punya Etos Kerja Tinggi

Dijelaskan, latihan gerak jalan ini sudah berlangsung sejak sepekan. Rute yang ditempuh dari lokasi sekolah di Jalan Wanayu, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh menuju utara ke wilayah Pejeng, Tampaksiring. Setiap latihan, pihak sekolah pun sudah menyiapkan guru pendamping dan kendaraan di belakang pasukan. Bahkan dikatakan, pagi sebelum kejadian kondisi seluruh anak didiknya yang akan latihan tampak sehat. “Pagi gak ada keluhan, bahkan dia semangat latihan gerak jalan,” terang Kepsek Agung Sugianthara.

Kondisi Irawati yang pucat pertama kali diketahui oleh temannya sesama peserta gerak jalan, saat melintasi Jalan Raya Bedulu, seputaran Pura Samuan Tiga. Meski sudah terlihat kurang sehat, korban Irawati dikatakan masih mengikuti latihan gerak jalan. “Tapi pas hampir selesai, temennya yang justru lihat wajahnya pucat. Lalu diajak keluar barisan. Saat ditanya, katanya tak enak badan, dadanya sesak,” jelasnya.

Baca juga:  Komisi II DPRD Buleleng Desak Pemerintah Tindak Tegas Kontraktor Nakal

Setelah itu, Irawati diboyong ke sekolah. Sekolah Kesehatan yang memiliki lab kesehatan itu pun memberikan pertolongan pertama. Namun kondisi korban malah kejang-kejang, kemudian dilarikan ke RSUD Sanjiwani. Dugaan sementara, berdasarkan diagnosa tim medis, korban Irawati kena serangan jantung. “Diagnosanya jantung,” ujarnya.

Terpisah Kepala UPT disdik Provinsi Bali di Gianyar, Wayan Adi Sucita mengaku prihatin dengan kejadian ini. Namun dikatakan kondisi ini sebagai musibah yang tidak bisa diprediksi. “ Bagaimana supaya kedepan tidak terulang lagi. Agar guru dan pihak sekolah memperhatikan kondisi kesehatan siswa,” jelasnya. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *