SINGARAJA, BALIPOST.com – Gedung SDN 3 Depeha, Kecamatan Kubutambahan ikut terdampak akibat gempa yang berpusat di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) Minggu (5/8) malam lau. Ruang kelas untuk anak kelas 1, 2 dan dan kelas 3 mengalami kerusakan parah. Tembok dan lantai di ruang kelas 4, 5 dan kelas 6 retak dan sebagian plafon jebol. Bahkan, ruang perpustakaan yang juga digunakan ruang kelas, dan ruang guru serta kepala sekolah plapon dan atap rusak parah.
Ruang kelas yang mengalami kerusakan itu sedang di rehab, sehingga diduga tidak tahan dengan guncangan gempa, plafon ruang tersebut ambruk.
Seorang guru Ketut Sulatra mengatakan, akibat kerusakan ruang kelas itu, 128 anak untuk sementara tidak bisa mengikuti Proses Belajar Mengajar (PBM). Anak didiknya itu, terpaksa dipulangkan dan menugaskan belajar di rumah.
Selain karena ruang kelas yang tidak bisa difungsikan, dia juga khawatir kalau terjadi gempa susulan, bisa saja mengancam keselamatan anak-anak itu sendiri. Pihaknya belum memastikan kapan siswa akan bisa belajar secara normal. Apalagi, puing atap dan plafon memenuhi di ruangan kelas. “Belajar belum bisa dilaksanakan dan kami masih berupaya mencari jalan keluar dan menunggu penanganan dari kabupaten,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Buleleng Gede Suyasa mengatakan, selain di SDN 3 Depaha, pihaknya menerima laporan kerusakan gedung sekolah seperti di Desa Menyali, Jagaraga (Kecamatan Sawan), dan Desa Tamblang (Kecamatan Kubutambahan), dan beberapa sekolah lain. Sekarang ini, tim Disdikpora masih mendata kerusakan yang terjadi di beberapa sekolah pasca diguncang gempa.
Selain sekolah, Gedung Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Tunjung, Kecamatan Kubutambahan turut menjadi korban goncangan gempa yang berpusat di Lombok, NTB. Gedung fasilitas kesehatan (Faskes) di desa ini rusak berat. Atap dan plafon ruang pelayanan dan ruang administrasi di poskesdes ini ambruk.
Kanopi untuk parkir dan penyimpanan administrasi pun sebagian roboh karena tiangnya tidak kuat menyangga beban saat gempa terjadi. Akibat kejadian, pelayanan kesehatan untuk masyarakat dea setempat dan sekitarnya terpaksa dialihkan ke bidan desa atau ke Puskesmas Kubutambahan II yang berlokasi di Desa Tamblang.
Bidan Desa Tunjung Ni Nyoman Parwani mengatakan, layanan poskesdes ini diperlukan oleh warga. Apalagi memasuki musim dingin seperti sekarang biasanya banyak menyebar penyakit tulang, dan beberapa penyakit lain, sehingga warga memerlukan layanan kesehatan yang mudah dijangkau. Tidak ingin pelayanan terganggu, Nyoman Parwani memindahkan alat kesehatan (alkes) ke tempat praktek bidan di desa.
Selain itu, kalau kuwalahan pasien akan diarahkan mendapat pelayanan ke Puskesmas Kubutambahan di Desa Tamblang. “Pelayanannya sudah tidak bisa karena gedung retak dan atap serta plafon rusak berat. Pelayanan sementara di lokasi bidan mandiri, karena di kantor perbekel desa juga tidak ada tempat karena sedang rehab,” katanya.
Perbekel Desa Tunjung Tunjung I Made Sadia mengatakan, perbaikan poskesdes yang sudah menjadi aset desa akan segara diprogramkan. Rencananya, anggaran perbaikan faskes ini dengan memanfaatkan Alokasi Dana Desa (ADD). Menghindari kerusakan serupa, nantinya konstruksi rangka dan atap gedung akan dirubah dari semula memakai genteng, diganti dengan atap seng. “Perbaikan harus secepatnya dilakukan dan kami akan kordinasi dengan perangkat di desa termasuk kordiansi ke kabupaten dan kemungkinan akan menggunakan ADD karena faskes di desa kami ini sudah menajdi aset desa,” tegasnya.(mudiarta/balipost)