BANYUWANGI, BALIPOST.com – Kasus perampokan ibu Lurah Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Wilujeng Esti Utami (53), berbuntut panjang. Belakangan, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menurunkan Inspektorat untuk mengevaluasi jabatan lurah tersebut.
Alasannya, ada pengakuan dari tersangka perampokan terkait jual beli jabatan dari oknum lurah tersebut. Ia menegaskan kasus perampokan yang menimpa lurah Penataban merupakan peristiwa kriminal.
Sehingga, harus ditangani kepolisian. Namun, belakangan ada pengakuan dari tersangka perampokan jika peristiwa itu ada kaitannya dengan persoalan jabatan di Pemkab Banyuwangi. “Ini kan peristiwa kriminal (perampokan-red). Namun, jika muncul terkait menjanjikan jabatan, jangan percaya dengan modus tersebut,” kata Bupati Anas.
Menurutnya, kasus menjanjikan menjadi PNS sempat diungkap Polres Banyuwangi. Artinya, kata Anas, kasus penipuan PNS pernah muncul. Karena itu, pihaknya meminta masyarakat tidak percaya jika ada pihak manapun yang menjanjikan jabatan atau PNS.
Anas memastikan proses promosi jabatan di Banyuwangi sudah sesuai prosedur. Selama 17 tahun, para pejabat tidak ada satupun yang membayar promosi. “Jadi, rakyat jangan percaya dengan promosi jabatan yang membayar,” tegasnya.
Selama ini, lanjut Anas, proses promosi jabatan sudah sangat ketat. Termasuk, ada lelang jabatan untuk memastikan proses yang benar. Karena itu, kata Anas, dengan kejadian lurah yang dirampok pihaknya meminta Inspektorat melakukan pengusutan internal.
Kasus perampokan disertai percobaan pembunuhan menimpa Wilujeng Esti Utami (53), Selasa (31/8) malam. Korban ditemukan warga dalam kondisi tangan terikat di Sungai Sere, Desa Kebondalem, Bangorejo.
Sebelum ditemukan, korban diketahui dijemput tersangka, Selasa siang. Dua jam setelah beraksi, pelaku berhasil dibekuk di rumahnya di Desa Sumbereras, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Rabu (1/8) dini hari. Pelakunya, Agus Siswanto (46), yang tak lain teman korban. Saat tertangkap, tersangka membuat pengakuan mengejutkan. Ternyata, korban meminta bantuan tersangka bertemu salah satu tokoh ormas keagamaan. Motifnya, meminta bantuan promosi jabatan menjadi camat. (Budi Wiriyanto/balipost)