SEMARAPURA, BALIPOST.com – Anjing rabies kembali ditemukan di Kabupaten Klungkung. Parahnya lagi, itu mengigit warga Sampalan Tengah, Sampalan Klod dan Sulang, Kecamatan Dawan. Mereka yang menderita luka sudah diberikan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Selasa (7/8), kejadian tersebut berlangsung 1 Agustus lalu. Yang tergigit tak hanya orang dewasa, tetapi juga balita. Mereka ada yang menderita luka di kaki, paha dan tangan.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Klungkung, I Wayan Karyana membenarkan hal tersebut. “Infonya anjing ini mulai menggigit dari wilayah Desa Gunaksa. Ada satu warga Padangbai yang jadi korban. Semuanya sudah mendapat penanganan. Untuk yang risiko tinggi diberikan SAR. Beberapa juga ada diberikan VAR,” jelasnya.
Sejauh ini, kondisi korban masih baik. Diharapkan tidak terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Ni Made Adi Swapatni menyatakan penanganan sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur.
“Sudah ditangani cepat oleh tenaga Puskesmas. Dalam penanganan kasus juga kami terus berkoordinasi dengan Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Keswan Dinas Pertanian, Anak Agung Raka Arnawa menyebutkan pascakejadian, pihaknya langsung turun menelusuri keberadaan anjing tersebut. Ternyata sudah dieliminasi warga dan dibuang ke jurang sekitar Desa Sulang. “Otaknya diambil untuk sampel uji lab. Hasil positif rabies,” katanya.
Disampaikan lebih lanjut, masih dari Desa Sulang, warga juga mengeliminasi seekor anjing yang menunjukkan gelaja rabies. “Ternyata setelah di cek juga, benar rabies. Keduanya anjing liar,” ungkapnya.
Memutus kasus itu, sudah langsung dilakukan vaksinasi dan eliminasi. Hal serupa juga kembali digulirkan hari ini dengan menyasar Desa Sampalan Tengah dan Sampalan Klod. Setelah itu berlanjut ke Desa Gunaksa.
“Kalau di Sampalan Tengah dan Sulang, tumben ditemukan kasus anjing rabies. Di Sampalan Klod, pernah sekitar tiga tahun lalu. Untuk itu, kami lakukan lagi vaksinasi dan eliminasi tertarget dan selektif terhadap anjing-anjing yang pernah kontak dengan anjing rabies itu,” katanya Arnawa.
Masyarakat juga diminta untuk waspada, mengantisipasi korban susulan. Jika menemukan gejalan rabies pada anjing maupun hewan lainnya, diharapkan melaporkan ke Dinas Pertanian maupun Kesehatan supaya ditangani secepatnya. ”Untuk tanda-tanda rabies, biaanya terjadi perubahan prilaku pada hewan. Takut sinar, air dan kebisingan. Biasanya juga galak,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada 24 Juni juga ada anjing rabies “mengamuk” di Kelurahan Semarapura Klod Kangin. Lima orang, satu diantaranya bocah digigit pada hari yang sama. Mereka pun langsung diberikan VAR. (sosiawan/balipost)