Ida Rsi Purbo Adinatha Dharma menggelar upacara usai mediksa di Pura Bukit Amerta, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Rabu (8/8). ((BP/udi)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Jumlah pandita di Banyuwangi bertambah. Terbaru, pemangku Pura Dang Kahyangan Bukit Amerta, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, pinandita Katimin Doto (76) mediksa sebagai pinandita, Rabu (8/8).

Upacara digelar di pura setempat, dihadiri sejumlah pinandita dari Banyuwangi dan Bali, disaksikan ratusan umat. Setelah mediksa, pinandita Katimin Doto mendapatkan nama Ida Rsi Purbo Adinatha Dharma. Sedangkan sang istri yang sebelumnya Sumijah, mendapatkan nama Rsi Istri Serayu Dharmani. Keduanya akan tinggal di Gria Purwo, Dusun Kaligesing, Desa Karangmulyo, Kecamatan Tegalsari.

Upacara di Banyuwangi ini merupakan rangkaian mediksa (mapud gala) dari  Pandita Nabe Ida Pandita Gde Putra Telabah di Griya Pesraman Telabah, Jalan Gunung Salak 9, Denpasar. “Jadi, mediksa sudah digelar 3 Agustus kemarin di Denpasar. Di Banyuwangi tinggal melanjutkan upacara sebelumnya,” kata Romo Poniman, salah satu panitia yang juga tokoh pemangku asal Banyuwangi.

Baca juga:  Sebulan, Rusunawa di Banyuwangi Dibandrol Mulai Rp 200.000

Ditambahkan, di Pura Bukit Amerta, upacara dilanjutkan oleh guru putra Ida Rsi Agung Dawan Pamecutan dari Griya Pesraman Dawan, Jimbaran. Upacara dimulai dengan Bumi Sudha di rumah Kaligesing, Selasa (7/8) malam.

Tujuannya, mengubah status rumah Romo Pinandita Katimin Doto menjadi Gria. Kemudian, pukul 00.00WIB, dilanjutkan dengan seda raga di Pura Bukit Amerta, hingga metetangi pukul 05.00 WIB. Selanjutnya, upacara mepayas dan naik di mandala utama pura, dihadapkan kepada guru nabe putra disertai upacara lengkap.

Baca juga:  Rekor Baru Kesembuhan Nasional, Tembus Hampir 49 Ribu Orang

Setelah itu, dilanjutkan mapepetik sampai napak simbolis guru nabe. Selama prosesi disaksikan para sulinggih nanak nabe dan umat Hindu Banyuwangi. Upacara diakhiri dengan ngelinggihan weda. “ Dengan upacara ini, Ida Pandita sudah bisa ngayah melayani umat dan memimpin upacara,” jelas dosen Teologi IHDN Denpasar ini.

Mediksa kali ini, kata Romo Poniman, merupakan nanak ke delapan di Jawa dari Pandita Nabe Ida Pandita Gde Putra Telabah. Menurutnya, di Banyuwangi baru ada empat umat yang mediksa pandita. Namun, satu pandita sudah lebar. Sehingga, tersisa tiga.

Padahal, jumlah pura di Banyuwangi mencapai 200 lebih. Sehingga, kebutuhan akan pandita cukup banyak. Apalagi, kesadaran umat Hindu mengundang pandita dalam upacara mulai tumbuh.

Baca juga:  Ombak Selat Bali hingga Watudodol Meriahkan BEC

Ketua PHDI Kecamatan Teglasari Sukaji mengatakan Ida Rsi Purbo Adinatha Dharma sejak walaka selalu aktif  dalam kegiatan keagamaan. Dia sudah menjadi pemangku sejak tahun 1967 di Pura Kaligesing. Lalu, ikut memprakarsai pembangunan Pura Bukit Amerta, sekaligus menjadi pemangku dan pinandita hingga mediksa pandita. “Upacara mediksa ini merupakan dorongan dan dukungan umat yang membutuhkan sosok sulinggih,” katanya.

Akhirnya, PHDI bersama umat melakukan paruman. Dan, mengusulkan pinandita Katimin Doto mediksa pandita. Selanjutnya, umat akan ngayah dan mendukung kegiatan di Griya. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *