Rektor UT, Prof. Dr. Ojat Dorajat, M. Bus, Ph.D. (3 kanan) dan Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi, Prof. M. Nasir (7 kiri) bersama sejumlah rektor perguruan tinggi di Bali serta Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. (BP/istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Universitas Terbuka (UT) ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk menggenjot Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi di Tanah Air. Ini dilakukan dengan mengalakkan perguruan tinggi menerapkan model Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring). Metode ini disosialisasikan di Universitas Pendidikan Ganseha (Undiksha) Singaraja belum lama ini.

Materi sosilisasi ini dipresentasikan oleh Rektor UT Prof. Dr. Ojat Dorajat, M. Bus, Ph.D. Peserta sosisliasi ini berasal dari kalangan dosen dan pegawai yang menangani sistem informasi (SI) di lingkungan Undiksha, Singaraja. Sebelum sosialisasi ini dibuka oleh Rektor Undiksha Dr. Nyoman Jampel, M.Pd.

Rektor UT UT Prof. Dr. Ojat Dorajat, M. Bus, Ph.D. mengatakan, kebijakan pemerintah pusat mentargetkan sampai tahun 2022 mendatang APK Perguruan Tinggi sebesar 40 persen. Sementara saat ini, APK Perguruan Tinggi baru pada angka 31,5 persen dan masih berada di bawah APK Perguruan Tinggi di beberapa negara di Asia Tenggara.

Baca juga:  Pemilihan Rektor Undiksha, Prof. Lasmawan Kantongi Suara Terbanyak di Proses Penyaringan

Untuk mencapai target itu, UT sudah ditunjuk melaksanakan Strategic Flyer menyasar perguruan tinggi di Tanah Air. Salah satu kampus yang bekerjasama dengan UT adalah Undiksha.

Nantinya, UT siap bekerjasama dengan Undiksha menyelenggarakan pendidikan di setiap program studi (Prodi) dengan model Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring). “Undiksha dengan UT sudah menandatangani kerjasama dan ini dilakukan dalam meningkatkan APK di Undiksha agar bisa meningkat sesuai target dan kebijakan pemerintah pusat. UT akan siap mendidik mahasiswa di Undiksha dengan sistem pembelajaran daring yang sudah kami jalankan di UT,” katanya.

Menurutnya, model pembelajaran daring memberikan kemudahan, diantaranya proses perkuliahan tanpa harus datang ke kampus seperti kuliah pada umumnya. Mahasiswa bisa mengikuti perkuliahn dari tempat tinggal domisilinya atau bahkan, mahasiswa asing pun bisa mengikuti kuliah lewat sistem pembelajaran daring itu sendiri. Hal ini juga memberi peluang bagi para dosen di setiap universitas untuk mengajar mahasiswa yang lebih banyak dan tanpa batas.

Baca juga:  Undiksha Tuan Rumah Symposium Internasional Teknologi Nuklir

Terkait dengan biaya, ia mengklaim sistem pembelajaran daring lebih murah dibandingkan dengan perkuliahn dengan sistem konvensional. Dengan keunggulan sistem ini, calon mahasiswa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah memiliki kesempatan yang sama mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi dan otomatis nantinya APK menjadi terdongkrak. “Riset sudah membuktikan bahwa pembelajaran dalam jaringan ini memberikan keuntungan dan kemudahan dan ini akan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi calon mahasiswa untuk melakukan studi di perguruan tinggi yang dipilih,” katanya.

Sementara itu, Rektor Undiksha Dr. Nyoman Jampel, M.Pd. mengatakan, dari segi dukungan sarana prasana, kampus yang dipimpinnya itu sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran daring. Hanya saja, sekarang pihaknya mempersiapkan sumberdaya menusia (SDM); dosen dan pegawai, yang bisa mengikuti sistem pembelajaran untuk meningkatkan APK itu sendiri.

Baca juga:  Lima Bulan Pandemi, Insentif Tenaga Medis Baru Cair Sekali

Untuk itu, kerjasama dengan UT ini dibangun. Langkah awal yang dilakukan adalah mengenalkan sistem pembelajaran daring kepada jajaran dosen dan pegawai yang membidangi sistem informasi kampus. “UT ini sudah melaksanakan pembelajaran daring sudah 34 tahun dan pergruan lain belum, sehingga kita kerjasama dengan UT. Kalau sarana prasarana kita sudah mencukupi, tinggal sekarang dosen dan pegawai ini kita genjot untuk melaksanakan pembelajaran daring baik dalam Hibride Learning maupun Distance Learning,” katanya.

Jampel juga mengatakan, mahasiswa baru angkatan 2018-2019 ini 60 persen proses perkuliahannya dengan sistem Hibrid Learning. Dalam sistem ini perkuliahan tatap muka dilakukan delapan kali dan delapan kali online. Selain itu, menginjak tahun ajaran 2019-2020 mendatang, perkuliahan di setiap program studi ditargetkan 25 persennya menerapkan pembelajaran daring. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *