LOMBOK, BALIPOST.com – Saat ini, terhitung 15 negara mengeluarkan travel advice ke Lombok. Menurut data Kementerian Pariwisata, 15 negara tersebut adalah Prancis, Selandia Baru, Inggris, Siprus, Luxemburg, Belgia, Jerman, Kanada, Tiongkok, Australia, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Brasil, dan Swiss.
Hal ini tentunya memberi dampak langsung pada pariwisata Indonesia, khususnya jumlah kunjungan wisman. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya telah menghitung sementara imbas dari gempabumi ini yaitu sekitar 100 ribuan wisman. “Begini, perbandingan jumlah wisman Bali dan Lombok itu 5:1, jika di Bali setahun dibulatkan 5 juta, di Lombok 1 juta. Lalu masa bencana di Bali lebih lama, dibandingkan Lombok, perbandingan 2:1. Maka jika di Bali 2017 lalu berdampak 1 juta kunjungan, di Lombok 1:10 nya, atau 10% nya, 100 ribuan,” paparnya.
Penurunan jumlah wisman ini tentunya juga memberi dampak ekonomis. Dengan asumsi satu wisman mendapat USD 1.000 per kunjungan, penurunan bisa mencapai USD 100 juta. Jumlah ini ditambah lagi dengan kunjungan wisnus dengan spendingnya sekitar Rp 850.000 per kunjungan.
Dikatakan Menpar, saat ini tim Tourism Crisis Center (TCC) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) masih siaga melakukan penanganan wisatawan pascagempabumi Lombok. Tim TCC bersama Kadisparprov NTB melakukan penyisiran di Kepulauan Gili (Gili Terawangan, Gili Air, dan Gili Meno) untuk berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna memantau dan memastikan wisman yang masih berada di Kepulauan Gili dalam keadaan aman.
Ketua Tourism Crisis Center (TCC) Lombok, Guntur Sakti mengatakan masih ada beberapa orang yang bertahan di Kepulauan Gili. “Berdasarkan hasil penyisiran tim TCC ke tiga gili, beberapa orang yang masih bertahan di sana adalah pemilik properti dan peralatan diving, sebagian lagi sedang menunggu charter helikopter menuju ke Bali,” kata Guntur Sakti.
Foodtruck Poltekpar masih standby di halaman kantor Kadisparprov NTB untuk melayani wisman yang masih menginap di kantor Kadispar dan berjaga-jaga apabila ada wisatawan mancanegara (wisman) yang datang dan membutuhkan pelayanan. Tim TCC Kemenpar juga melaporkan bahwa penerbangan beroperasi normal, walaupun jumlah wisatawan yang berada di bandara semakin berkurang. (Nikson/balipost)