TANGERANG, BALIPOST.com – Pemerintah bersama dengan PT Angkasa Pura II berencana untuk membangun bandar udara Internasional Soekarno-Hatta 2 dengan nilai investasi lebih dari Rp 100 triliun. Rencananya pembangunan bandara baru tersebut rampung pada 2024 mendatang.
“Tingginya pertumbuhan traffic penumpang di bandara Soetta saat ini menjadi penyebab utama pemerintah untuk mendorong AP II membangun bandara baru tersebut,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno saat seminar Internasional di Tangerang, Sabtu (11/8).
Seminar dengan tema Airport of the Future, Smart Connected Airport in Disruptive Era digelar digelar dalam rangka HUT AP II. Hadir tiga menteri yaitu Menhub Budi Karya Sumadi, Meneg BUMN Rini Sumarno, Menkominfo Rudiantara, Deputi COO Kansai Airport Tadahiro Masumoto, Rgional Director IATA Blair Cowles, SAP Asia Pasific David Cockbaine, dan TIBCO Software San Zaw serta sejumlah pwmbicara dari Indonesia.
Rini mengatakan, diperkirakan pada 5 tahun mendatang traffic penumpang Bandar Soetta mencapai 100 juta orang. Pada 2017, trafik penumpang sudah mencapai 63 juta penumpang. “Kalau secara tahunan dari 2016 ke 2017 kapasitas Soetta tumbuhnya 13% jadi 63 juta dan tahun ini diperkirakan 67 juta. Laporan kapasitas yang terpenuhi hanya 61 juta. Kalau growth nya itu 10% nah kapasitasnya kan tambah paling enggak hampir 80 juta dan solusinya harus bangun Soetta di tempat lain,” ujar Rini.
Sementara itu, Dirut AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, penambahan kapasitas penumpang di terminal II serta pembangunan terminal IV yang baru diperkirakan masih belum bisa memenuhi meningkatkanya pertumbuhan penumpang di Bandara Soetta kedepannya.
Setidaknya, ada tiga hal yang saat ini sedang dilakukan AP II untuk melakukan tahap proses pembangunan Bandara Soetta 2 tersebut. Pertama ialah pengkajian teknikal pembangunan bandara, kedua ruang udara penerbangan yang harus diatur dan dikonfirmasi. “Yang ketiga itu ada aspek environmental. Jadi kami akan kaji-kaji dulu aspek-aspek lingkungannya. Kami harus sampai aspek yang aman bagi ruang udara, lalu kemudian akses utama ke bandara tersebut, harus ada transportasi massalnya,” tambah Awaluddin.
Diperkirakan luas dari bandara tersebut mencapai lebih dari 2.000 hektar dengan pembuatan konstruksi diatas tanah dan juga perairan (lewat reklamasi) di antara tiga titik lokasi bandara yang saat ini masih dalam proses pengkajian. “Minimal kita membutuhkan 2.000 hektar untuk mewujudkan Bandara Soetta 2,” tuturnya.
Awaluddin mengaku tak merasa keberatan disaat pembangunan yang ada belum rampung namun sudah harus memikirkan rencana bandara baru. “Ini enggak masalah dan memang tugas kami untuk melihat ke depan, karena bila tidak dibangun Bandara Soetta 2, maka Bandara Soetta 1 akan stag, mengingat pertumbuhan penumpang yang sangat tinggi dari tahun ke tahun,” ujarnya.
Terkait pembiayaan yang diprediksi akan mencapai lebih dari Rp100 triliun, Awaluddin menyatakan jangan terlalu dipikirkan sendiri. Hal itu lantaran banyak pilihan dan cara yang dapat dilakukan untuk pemenuhannya. Diantaranya adalah dengan skema pendanaan pihak ketiga, self in invenstement, private participant in infrastructur (PPI), dan alternatif lainnya. (Nikson/balipost)