DENPASAR, BALIPOST.com – Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusa Tenggara, semester I 2018, NPL perbankan naik yaitu 3,73 persen, dibandingkan Desember 2017 yaitu 3,42 persen. Khusus Kredit Usaha Rakyat (KUR), NPL-nya mencapai 0,45 persen. NPL ini lebih kecil dari semester I 2017 yang mencapai 0,56 persen (yoy).
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusa Tenggara, Hizbullah, mengatakan penyaluran kredit per Juni 2018 mencapai Rp 83,912 miliar, mengalami kenaikan dari Desember 2017 yang pada waktu itu kredit yang disalurkan Rp 82,679 miliar.
Penyaluran kredit terbesar di Bali yaitu penerima kredit bukan lapangan usaha sebesar 38,06 persen, perdagangan besar dan eceran 31,62 persen dan penyediaan akomodasi, makanan dan minuman yaitu 8,90 persen.
Sementara penyaluran kredit khusus KUR di Bali per Juni 2018 mencapai Rp 5,45 triliun. KUR tersebut disalurkan ke sektor perdagangan sebesar 62,83 persen, pertanian 14,32 persen, industri pengolahan 7,43 persen.
Dari penyaluran kredit itu, rasio NPL nya mencapai 3,73 persen. Tiga sektor penyumbang NPL tertinggi adalah pertambangan dan penggalian sebesar 10,72 persen, kegiatan usaha yang belum jelas batasannya 8,83 persen, dan jasa perorangan yang melayani rumah tangga 7,70 persen.
Sedangkan NPL KUR mencapai 0,45 persen. Jika ditelisik per sektor, penyumbang NPL KUR terbesar adalah sektor real estate sebesar 0,88 persen. Penyumbang NPL KUR lainnya yaitu dari sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi sebesar 0,64 persen.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali belum lama ini merilis kinerja pertumbuhan ekonomi semester I 2018. Dari semua kinerja lapangan usaha, lapangan usaha perbankan yang mengalami kontraksi – 0,31 persen.
Regional Head Bank Danamon untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara I Gusti Agus Indrawan mengatakan, NPL Bank Danamon secara nasional masih terjaga di kisaran 3,3 persen pada semester I 2018, jauh di bawah ketentuan regulator. “Kualitas aset kita terus terjaga melalui pengelolaan risiko yang prudent, proses kolektif dan kredit recovery yang prudent sehingga rasio NPL 3,3 persen,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)