NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah rumah di Jineng Agung, Gilimanuk, Senin (12/8) kembali diterjang ombak tinggi. Sekurangnya empat rumah warga terkena dampak terjangan ombak dari Selat Bali tersebut.
Sebuah tembok pagar warga hancur dan jalan penghubung antarlingkungan putus. Kondisi ombak tinggi itu mulai dirasakan warga sejak Senin pagi.
Warga yang masih berada di rumah terpaksa tetap bertahan kendati air sudah mulai masuk ke pekarangan rumah. Benteng penahan ombak yang beberapa waktu lalu dipasang warga tak dapat membendung terjangan ombak.
Bahkan, beberapa karung berisi pasir yang ditumpuk ikut terseret arus. Tinggi gelombang melampaui tumpukan karung tersebut. Sehingga air tetap masuk hingga ke rumah warga.
Dari informasi, ombak sudah menerjang rumah warga di Jineng Agung diantaranya Nengah Gigi, Wayan Molek dan Komang Balon. Jalan yang sebelumnya menjulur menghubungkan permukiman tersebut dengan jalan ke Pasar Umum Gilimanuk sudah putus. “Tidak tahu sampai kapan, biasanya dua sampai tiga hari ombak tinggi seperti ini. Kami hanya bisa pasrah,” tandas salah seorang warga.
Wajar warga pasrah, sebab sudah segala upaya dilakukan untuk mengantisipasi dampak abrasi tersebut. Satu-satunya cara adalah dibangun pengaman pantai. Saat ini baru beberapa meter yang sudah tertangani senderan menggunakan batu amor.
Sementara di titik yang sebagian besar dimukimi puluhan KK baik di Lingkungan Jineng Agung maupun Lingkungan Asri belum tertangani. Hampir setiap Tilem kondisi ombak tinggi terjadi di Gilimanuk dan mengakibatkan abrasi. Tepat sebulan lalu tercatat akses jalan tergerus separuh dan saat ini sudah putus.
Kepala Lingkungan Jineng Agung, Gede Yasa dikonfirmasi membenarkan kondisi di lingkungannya itu. Dari 22 rumah yang berdekatan dengan pantai, sudah lima yang rusak.
Dari pengalaman sebelumnya, kondisi seperti ini akan terjadi hingga tiga hari ke depan. Sementara itu prakiraan cuaca dari Stasiun Klimatologi Jembrana disebutkan ada peringatan dini potensi angin kencang di Selat Bali.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Jembrana, Agit Setiyoko mengatakan di Selat Bali bagian selatan, angin bertiup antara 10-20 knot dengan kecepatan maksimal hingga 30 knot. Sementara tinggi gelombang antara 0,5 hingga 2,5 meter. Sedangkan di Samudera Hindia Selatan Bali, gelombang mencapai 3,5 meter. (Surya Dharma/balipost)