DENPASAR, BALIPOST.com – Kondisi air Tukad Badung di kawasan Jalan Taman Pancing, Denpasar Selatan di nilai belum steril dari pencemaran. Mengingat, air sungai di kawasan itu sering berbuih, seperti busa sabun. Keadaan ini di nilai akibat adanya indikasi pencemaran.
Sayangnya, sumber yang mencemari belum diketahui secara pasti. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar I Ketut Wisada yang ditemui di sela-sela kegiatan sekolah sungai, Selasa (14/8) mengatakan, pencemaran yang terkadang terjadi di Tukad Badung, sedang diselidiki sumbernya. Terlebih, di kawasan itu cukup
banyak ada usaha pencelupan atau sablon. Setidaknya sudah terdata 50 unit usaha seperti itu.
Wisada mengatakan, dari hasil penelusuran yang dilakukan beberapa hari lalu, pihaknya sudah sempat mendatangi sejumlah pemilik usaha. Bukan saja usaha sablon, namun ada juga usaha lain yang berpotensi menimbulkan pencemaran. “Kita sudah sempat datangi beberapa pemilik usaha yang ada di sepanjang aliran Tukad Badung. Sementara ini dari pengakuan pemilik usaha, sudah memiliki penampungan limbah,” katanya.
Namun, pengakuan itu tidaklah cukup. Apalagi, pihaknya sudah melihat adanya lubang-lubang kecil yang kemungkinan bisa menjadi saluran untuk membuang limbah pada waktu-waktu tertentu. Apalagi, air di Tukad Badung tersebut tidak selalu berbuih. Hanya kadang-kadang saja. “Jadi kemungkinan mereka membuang limbahnya hanya saat-saat tertentu saja,” ujarnya.
Wisada memastikan sumber pencemaran yang dibuang ke Tukad Badung dipastikan akan diketahui. Karena semua kemungkinan sudah dilakukan penelusuran. Bahkan, di pinggiran aliran Tukad Badung juga sudah dipantau lubang-lubang yang kemungkinan menjadi aliran pembuang limbah. “Kita sudah pantau sampai lubang yang ada di pinggir Tukad
Badung. Bila tidak ada lubang saluran, kemungkinan menggunakan pipa
yang dipasang saat membuang limbah saja. Ini akan kita telusuri, agar
tidak ada lagi yang membuang limbah ke sungai,” jelas Wisada. (asmara/balipost)