Kepsek SMK Nasional Amlapura Putu Arta Eriawan saat menunjukkan ruang praktik otomotif. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – SMK Nasional Amlapura setiap tahunnya mengalami krisis siswa baru. Bahkan, pada ajaran baru tahun ini hanya ada tujuh siswa yang mendaftar di sekolah tersebut.

Atas kondisi itu, pihak sekolah terpaksa mengarahkan siswa untuk mendaftar ke sekolah yang lain, sesuai dengan jurusan yang mereka inginkan. Kepsek SMK Nasional Amlapura, Putu Arta Eriawan, Selasa (14/8), mengungkapkan, setiap tahunnya jumlah siswa yang mendaftar di sekolah ini jumlahnya sangat terbatas.

Baca juga:  Kapolda Bali Tanyakan Rekomendasi Pembekuan Tiga Ormas di Bali, Ini Jawaban Gubernur Koster

Kata dia, untuk tahun ini hanya ada tujuh siswa yang mendaftar. “Sekolah mulai krisis siswa sejak tiga tahun terakhir. Sedangkan sebelum-sebelumnya kita lumayan dapat siswa. Untuk tahun ini karena siswa yang mendaftar sedikit, kita arahkan siswa tersebut mendaftar ke sekolah SMK yang lainnya. Karena tidak mungkin menjalankan proses belajar mengajar dengan jumlah sedikit,” ungkapnya.

Eriawan mengatakan, penyebab sekolah ini sulit sekali mendapatkan siswa karena persaingan yang cukup ketat. Sekarang ini sudah banyak sekolah SMK negeri dan swasta di masing-masing kecamatan. Di samping itu, sekarang ini para siswa sudah jeli dalam melihat peluang kerja.

Baca juga:  Permintaan SUV Meningkat, SIT akan Hadirkan XL7 di Bali

Siswa lebih banyak memilih jurusan pariwisata ketimbang jurusan yang lainnya. Sementara di SMK Nasional Amlapura hanya membuka dua jurusan saja, yakni otomotif dan bangunan. “Kita dari pihak sekolah sudah berusaha semaksimal mungkin supaya dapat siswa. Sosialisasi ke sekolah SMP sudah kita lakukan. Termasuk juga sudah sempat membuka jurusan kepariwisataan. Tapi tetap saja jumlah siswa mendaftar sedikit,” tegas Eriawan.

Mengingat sekarang ini tidak ada siswa, jelas Eriawan, untuk lebih lanjutnya pihaknya masih akan melakukan koordinasi dengan pihak yayasan terkait nasib bangunan sekolah. “Kita akan melapor ke pihak yayasan. Masalah apa yang menjadi keputusan yayasan itu yang akan kita lakukan,” tegas Eriawan. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Literasi Digital Digelar di SMKN 4 Denpasar
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *