MANGUPURA, BALIPOST.com – Kisruh Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2018/2019 menyisakan masalah. Berdasarkan informasi di lapangan, Rabu (15/8) terdapat tiga sekolah SMP Swasta yang tidak kebagian siswa pada tahun ajaran ini lantaran orangtua siswa lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah negeri.
tiga sekolah SMP Swasta yang tidak kebagian siswa pada tahun ajaran 2018/2019, yakni SMP Paramadipta Gulingan, SMP PGRI Baha dan SMP pandawa Abiansemal. Kepala Dinas kepemudaan dan Olahraga (Disidkpora) Badung, I Ketut Widia Astika, membenarkan jika sejumlah SMP swasta yang tidak mendapat siswa.
“Itu banyak penyebabnya, dari tidak diminati masyarakat atau lulusan SD sudah tertampung semua di SMP negeri,” kata Widia Astika saat dikonfirmasi, Rabu (15/8).
Menurutnya, masyarakat bebas menilai sekolah dan mencari sekolah sesuai dengan keinginanya. Selain pendidikan gratis dan fasilitas untuk sekolah negeri, adanya aturan penambahan daya tampung sekolah negeri juga menjadi salah satu faktor penyebab tinggi minat untuk bersekolah di negeri.
“Agar sekolah swasta untuk tetap diminati masyarakat, kata dia, sekolah swasta harus mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya, khususnya negeri,” katanya.
Selain menambah daya tampung, birokrat asal Kerobokan, Kuta Utara itu mengatakan pemerintah juga membangun sekolah baru untuk SMP Negeri dan pendidikan gratis dengan fasilitas yang diberikan kepada siswa. “Tapi masih banyak sekolah swasta yang bisa bersaing, bahkan sampai menolak siswa. Contoh SMP harapan di Dalung dan SMP Pancasila. Sekolah ini tidak kekurangan siswa,” ucapnya.
Kepala SMP Paramadipta, I Wayan Sukayasa membenarkan tidak kebagian siswa pada tahun ajaran 2018/2019. Akibatnya, sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1987 tidak memiliki kelas VII dan hanya memiliki kelas VIII dan IX masing satu kelas. “Itu karena adanya penambahan daya tampug SMP Negeri, sehingga semua lulusan SD tertampung di SMP negeri,” keluhnya.
Diterangkan, zona SMPN 1 Mengwi, meliputi Desa Mengwi, Gulingan, dan Penarungan mencari 396 siswa. Jadi semua lulusan SD di tiga desa tertampung di negeri, bahkan masih kekurangan. Dengan tidak ada siswa yang diterima, secara otomatis SMP Paramadipta hanya memiliki 51 siswa, yakni kelas VII dengan 23 siswa dan kelas IX dengan 28 siswa.
“Ini sebagai imbas dari penambahan jumlah siswa dari 32 orang menjadi 36 siswa sesuai dengan Permendikbud 17 tahun 2017. Proses belajar mengajar masih berjalan dengan baik dengan kurikulum 2006,” pungkasnya. (Parwata/balipost)