AMLAPURA, BALIPOST.com – Seorang warga di Banjar Puregae, Desa Pempatan, Rendang Karangasem, Mangku Nengah Widi (55) meninggal dunia setelah digigit anjing yang diduga positif terjangkit virus rabies. Korban meninggal setelah menjalani perawatan di RSUP Sanglah Denpasar.

Korban sudah disemayamkan di Setra(kuburan) Desa Adat Besakih, Kamis (16/8). Salah seorang keluarga korban, Jro Mangku Dapet, menuturkan, pada 26 Juli lalu sekitar pukul 06.00 wita korban (Mangku Nengah Widi) bangun pagi dan hendak masuk ke dapur.

Saat hendak masuk, pintunya dapurnya setengah terbuka. Setelah pintu dibuka tiba-tiba seekor anjing langsung menggigit korban berkali-kali, sehingga membuat korban rebah dan terjatuh ke tanah.

Setelah digigit, istri korban langsung bangun dan membantu mengusir anjing tersebut. “Saat itu istrinya berasil mengusir anjing yang menggigit suaminya, anjing langsung pergi menuju jalan raya menuju utara. Anjing itu bukan merupakan anjing peliharaan korban. Akibat gigitan itu korban mengalami luka-luka pada bagian paha kanan, dada sebelah kanan, dan di bawah pinggang sebelah kiri,” ucapnya.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Harian Bali Balik ke Puluhan Orang

Mangku Dapet menambahkan, anjing tak berhenti menggigit korban (Mangku Nengah Widi) saja. Dia menyatakan, setelah itu anjing kembali menggigit seorang anak kecil Komang Juna (3,5) pada bagian telapak tangan kanan dan kiri.

Komang Juna kemudian dilarikan oleh orang tuanya ke Puskesmas Rendang untuk mendapatkan VAR. Sementara itu, korban (Mangku Nengah Widi) yang sudah disarankan oleh istri dan keluarga korban lainnya untuk segera memeriksakan ke  rumah sakit atau puskesmas untuk mendapatkan VAR, enggan berobat dengan alasan lukanya tidak terlalu parah dan bisa sembuh dengan sendirinya. “Beliau (Mangku Nengah Widi, red) bersikukuh untuk berobat. Alasannya lukanya tidak terlalu parah dan bisa sembuh tanpa diobati,” paparnya.

Dia menambahkan, mulai 11 Agustus korban mengalami keluhan badannya  panas dingin, demam kemudian tidak mau mandi karena takut dengan air. Setelah itu pada 13 Agustus korban menunjukkan gejala lain, yakni mengalami kejang-kejang.

Baca juga:  Ditemukan, Kabel dan Serpihan Diduga Milik Pesawat di Perairan Pulau Laki

Keluarga langsung melarikan korban ke Puskesmas Rendang kemudian dirujuk ke RSUD Klungkung. “Setelah mendapatkan penangan korban  kemudian pulang  kerumah dari RSUD Klungkung. Tapi sesampainya di rumah kondisi korban semakin tidak terkendali dan kembali dilarikan ke RSU  Bintang  Klungkung. Dan korban kemudian dirujuk  ke RSUP Sanglah setelah menunjukkan gejala klinis rabies,” papar pria sebagai pecalang di Besakih itu.

Lebih lanjut dikatakan, korban sempat mendapatkan perawatan di RS Sanglah Denpasar. Namun, Tuhan berkehendak lain. Korban meninggal  dunia pada 15 Agustus sekita pukul 05.00 wita di RSUP Sanglah. “Hasil analisa dari tim medis RSUP Sanglah, berdasarkan riwayat yang dialami korban dan dengan gejala-gejala yang dialami, korban meninggal akibat digigit anjing positif rabies. Mungkin karena terlambat mendapatkan VAR yang menyebabkan nyawa korban tidak tertolong,” jelas Mangku Dapet

Baca juga:  Begini, Proyeksi Ketersediaan Pangan Bali Hingga Akhir Tahun 2020

Korban telah disemayamkan di setra (kuburan) Desa Adat Besakih Kamis  (16/8).

Sementara itu, Kadis Pertanian Karangasem, Wayan Supandi menjelaskan, pihaknya telah mendapatkan informasi kejadian tersebut. Kata dia, berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan kalau ciri-ciri anjing yang menggigit dua warga itu berwarna putih bintik-bintik hitam. “Anjing menggigit korban tanpa provokasi,” ucapnya.

Supandi menambahkan, atas kejadian itu pihaknya langsung menerjunkan petugas bersama tim sudah turun kelapangan untuk melakukan pengecek dan memastikan hal tersebut. “Kalau tidak salah petugas telah turun pada 15 atau 16 agustus. Dan hari ini (Jumat, red) kami akan berkoordinasi dengan Perbekel Desa Pempatan untuk melakukan eliminasi maupun vaksinasi emergensi. Sehingga kasus seperti ini tidak terus terjadi,” ujar Supandi. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *