Logo IMF-WB Annual Meeting. (BP/dok)

JAKARTA, BALIPOST.com – Ketua Pelaksana pertemuan tahunan IMF – Bank Dunia Susiwijono Moegiarso menegaskan belum ada rencana memindahkan lokasi pertemuan internasional IMF-World Bank yang telah ditetapkan di Nusa Dua, Bali ke daerah lain. Penegasan disampaikan menyusul terjadinya gempa beruntun di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang guncangannya hingga ke Bali dalam beberapa minggu terakhir.

Gempa susulan terakhir terjadi pada Minggu malam (19/8) di Lombok Timur, NTB dinilai cukup besar karena berkekuatan magnitudo mencapai 6,9 skala richter. Gempa tersebut guncangannya hingga terasa ke Bali. “Yang jelas, tidak ada rencana memindahkan lokasi acara,” tegas Susiwijono di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (20/8).

Panitia telah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Sejauh ini, para ahli memperkirakan lokasi gempa susulan mengarah ke arah timur Lombok. “Nanti ada beberapa ahli dalam minggu ini kita akan pastikan posisinya seperti apa. Kalau sesuai perkiraan kan gesernya ke timur tidak ke barat,” ujarnya.

Baca juga:  Digital Talent BRI Torehkan Prestasi di Ajang UN World Innovation Day Hack 2022

Selain gempa, panitia juga berkoordinasi mengenai perkembangan Gunung Agung di Bali yang beberapa bulan sempat memuntahkan awan panas hingga puluhan radius kilometer.  Susiwijono mengatakan seandainya ada perubahan, tidak subtansif.

Ia mencontoh, jika awalnya panitia menjadikan Lombok sebagai destinasi wisata bagi para peserta pertemuan, maka destinasi wisata tersebut kemungkinan bisa berubah ke tempat lain terdekat seperti Banyuwangi. “Jadi Lombok selain destinasi wisata delegasi juga kita lakukan reserve bandara back up kalau ada Gunung Agung. Kondisi Lombok ini kita udah nyiapin Banyuwangi juga jadi artinya kita adakan penyesuaian-penyesuaian rencana di lapangan,” ucapnya.

Baca juga:  Revisi Perda RTRWP Bali, Ini Tanggapan Sanglah

Lebih jauh, Susiwijono menjelaskan hasil rapat pertemuan pertemuan IMF-World Bank yang diagendakan pada 12-14 Oktober 2018 itu. Rapat yang sebelumnya dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membahas soal penataan kapal eks asing menjelang pertemuan IMF-World Bank Annual Meeting di Bali.

Namun baru beberapa menit memimpin, Luhut bergegas ke Istana Negara memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rapat dihadiri Kepala Task Force IMF-WB Annual Meeting 2018 Peter Jacobs, Ketua Pelaksana Harian pertemuan IMF-World Bank Susiwijiono, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo, dan sejumlah pihak terkait.

Susiwijono menjelaskan rapat kali ini membahas mengenai detail acara mana saja yang perlu dihadiri oleh Presiden Jokowi. “Kalau ini susbtansi acara yang perlu kehadiran bapak presiden, mana-mana yang masing-masing menteri harus hadir mewakili pemerintah. Jadi lebih ke substansinya,” katanya.

Baca juga:  Rusak Akibat Gempa, Asrama TNI Segera Diperbaiki

Selain itu juga dibahas mengenai detail pertemuan-pertemuan yang akan dilakukan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral sedunia. “Kita cek ulang mana-mana substansi yang sesuai kepentingan nasional kita. Makanya hari ini ada BI, OJK teman-teman BKF dari Kemenkeu,” imbuh Susiwijono.

Hingga saat in, ia memastikan persiapan IMF-World Bank Annual Meeting, sudah melebihi 85%. Sisanya, panitia akan menuntaskan persiapan mengenai infrastruktur informasi dan teknologi (IT). “Sampai akhir Juli 85%. Ini sisa 15% delivery infrastruktur IT kemudian trial run kita tes,” katanya. (Hardianto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *