DENPASAR, BALIPOST.com – Perayaan Idul Adha 1439 H, Rabu (22/8) digelar Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Gedung Serbaguna LDII Provinsi Bali. Menurut Wakil Ketua DPW LDII Provinsi Bali, H. Hardilan didampingi Sekretaris DPW LDII Bali, Agus Purmadi, dalam perayaan kali ini yang mengambil tema “Tauhid dan Keimanan” dilakukan kurban sebanyak 106 ekor sapi dan 306 ekor kambing.

Dari total kurban sebanyak 412 ekor itu, lanjutnya, dijadikan 10.000 bungkus daging. Ia menjelaskan pembagiannya dilakukan di 7 kabupaten se-Bali, yakni Denpasar, Badung, Gianyar, Karangasem, Buleleng, Tabanan, dan Jembrana. “Didata oleh masing-masing PAC LDII (kelurahan) yang berhak memperoleh daging kemudian nantinya akan didistribusikan sesuai dengan hasil pendataan. Cara ini lebih tepat sasaran dan efisien,” sebutnya.

Baca juga:  Beli Mobil Malah Dikeroyok, Awalnya Damai Akhirnya Melapor ke Polsek

Lebih lanjut dikatakannya pemberian daging kurban tidak hanya untuk umat Islam tapi juga semua lapisan masyarakat sekitar. “Di sini lah cerminan umat Islam menjaga kerukunan dengan umat beragama lainnya,” katanya.

Terkait tema, ia mengatakan sangat tepat di tengah situasi yang banyak korban bencana, seperti di Lombok. Ia mengutarakan begitu bencana terjadi, LDII Bali telah melakukan pengiriman bantuan berupa tenda, terpal, dan pakaian. “Bahan pangan juga kami kirim, tapi jumlahnya sedikit. Untuk memudahkan distribusi, kami mengirim uang yang nantinya dibelikan bahan pangan untuk korban gempa,” sebutnya.

Baca juga:  Transaksi Terimbas PMK, Pasar Beringkit Kehilangan Potensi Pendapatan Miliaran

Upaya menjaga kerukunan umat beragama ini, tambahnya, aparat keamanan pecalang Br. Buana Desa, Babinsa dan Babinkamtibnas Padangsambian, serta aparat kepolisian juga dilibatkan. Juga ada penyerahan kurban dari keluarga A.A Bagus Suryawan (Alm.).

Selain itu dalam Idul Adha kali ini, salah satu tokoh masyarakat, Gede Sugianyar juga turut menyerahkan kurban. Sugianyar mengatakan penyerahan kurban dilakukan rutin tiap tahun.

Ia berharap dengan keberagaman ini, semua bisa menjadi satu. “Gak ada istilahnya perbedaan, beragam tapi satu,” ujarnya. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  Bioskop Mulai Dibuka, Ini Syaratnya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *