SEMARAPURA, BALIPOST.com – Angkutan siswa gratis diklaim sangat diharapkan bisa diterapkan di luar Kecamatan Klungkung. Namun oleh pemkab, hal tersebut belum bisa direalisasikan pada 2019.
Penyebabnya tak sebatas keterbatasan armada, namun juga anggaran. Kepala Dinas Perhubungan Klungkung, I Nyoman Sucitra mengatakan itu, Senin (20/8).
Pejabat asal Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan ini mengungkapkan penerapan program yang bergulir sejak 2017 itu sejauh ini baru melayani siswa SMPN 1, 2, 3 Semarapura dan SMP PGRI Klungkung. Angkutan yang dilibatkan mencapai 85 unit dengan anggaran operasional sekitar Rp 4 miliar per tahun. “Ini untuk anggaran seluruhnya. Termasuk uji kir. Cukup besar,” sebutnya.
Disampaikan lebih lanjut, pada 2019, direncanakan ada layanan untuk siswa SMP Hasanudin dan SMPN 4 Semarapura. Berdasarkan hitungan, angkutan yang dilibatkan mencapai 15 unit dan memerlukan anggaran sekitar Rp 800 juta. “Anggaran ini saja belum tentu dapat. Tapi kami berharap bisa berjalan. Untuk kecamatan lain, tahun depan belum bisa diterapkan. Padahal sesuai hasil evaluasi, banyak yang menginginkan supaya berjalan,” ucapnya.
Ditambahkan, program ini tak sebatas untuk meringankan beban para orangtua lantaran tidak lagi mengantar anaknya ke sekolah. Juga untuk mengantisipasi kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas. “Kalau dari sisi umur, kan belum memungkinkan untuk membawa kendaraan sendiri. Angkutan ini untuk memfasilitasi,” tandasnya. (Sosiawan/balipost)