DENPASAR, BALIPOST.com – Kondisi Terminal Ubung setelah turun status menjadi tipe C, semakin sepi. Mengingat, bus AKAP tidak lagi mangkal di terminal tersebut.
Karena hanya untuk angkutan dalam kota, lahan yang luas menjadi mubazir. Di sisi lain, Pemkot Denpasar belum memanfaatkan terminal tersebut secara maksimal, sehingga muncul usulan agar lahan tersebut juga dimanfaatkan untuk menampung pedagang bermobil.
Usulan ini disampaikan sejumlah anggota dewan, di antaranya A.A.Susruta Ngurah Putra, Kadek Agus Arya Wibawa, serta Eko Supridi di kantornya, Kamis (23/8). Susruta mengatakan, Terminal Ubung luasnya sangat memadai untuk kegiatan lainnya di luar fungsi terminal. Mengingat, karena statusnya terminal tipe C, maka kendaraan yang mangkal di terminal itu juga tidak banyak. “Ada lahan yang terbuang cukup luas. Ini perlu dipikirkan untuk dimanfaatkan secara maksimal,” ujar politisi Demokrat ini.
Dikatakan, saat ini banyak lokasi yang dijadikan areal berdagang oleh
pedagang bermobil. Baik di badan jalan maupun di pelataran pasar. Bila
lokasi sudah ditetapkan, maka semua lokasi pedagang bermobil harus ditertibkan. Hal ini untuk menciptakan Denpasar yang lebih nyaman.
Bukan hanya itu, perolehan pendapatan dari pedagang bermobil semakin jelas dan bisa lebih dioptimalkan. Sebelumnya, Wali Kota Denpasar I.B.Rai Dharmawijaya Mantra sempat
berkeinginan terminal Ubung tersebut akan dirancang menjadi stop over atau parkir sementara.
Dikatakan, pascapemberlakukan operasional bus–bus antarkota antarprovinsi ( AKAP) dari Terminal Ubung keTerminal Mengwi, Pemerintah Kota Denpasar berencana merancang memanfaatkan Terminal Ubung sebagai terminal stop over.
Rai Mantra menegaskan sejatinya konsep awal sudah dirancang sejak dulu, untuk menghidupkan kembali Terminal Ubung yang statusnya kini terminal C, dimana terminal ini cukup sebagai terminal kecil kota atau stop over. Pihaknya berencana akan memberlakukan kendaraan – kendaraan luar yang datang ke Denpasar, parkir sementara di Terminal Ubung. “Seperti bus–bus pariwisata, bisa memanfaatkan Terminal Ubung, dan akan digerakan bus lebih kecil yang menjemput dan mendistribusikan masuk ke kota,” kata Rai Mantra seraya menyebutkan ini konsep untuk 5- 10 tahun ke depan.
Pihaknya menyebutkan, seperti kota-kota besar lainya, di Jakarta misalnya bus–bus pegawai disediakan, dan kendaraan pegawai terpakir dalam satu kawasan atau terminal. “Istilahnya ada tempat parker sementara, orang dari utara kendataannya bisa parkir di sana termasuk bus sekolah juga kita harap parkir di sana, seperti di Jakarta ada juga bus–bus pegawai yang diangkut dari terminal sementara, ini membantu mengurangi kekroditan lalu lintas dalam Kota,” ungkapnya.
Jadi konsep pengelolaan Terminal Ubung ini, Rai Mantra menegaskan sudah dipikirkan sejak dua tahun lalu. Khusus untuk bus–bus pariwisata dari luar agar tidak memasuki wilayah Kota, kita arahkan untuk memarkir di terminal Ubung. “Stop over layanan segala macam, kalau bus pariwisata disitu parkir, kemudian travel melayani kesana, jadi bus pariwisata besar tidak masuk kota, atau ke hotel dalam kota, cukup dilayani oleh travelnya saja, ini sedang kita rancang dan kita sudah sempat bahas dengan pihak pariwisata, kalau stakholrdernya
belum, tapi pasti kita akan bicarakan lagi,” bebernya. (asmara/balipost)