DENPASAR, BALIPOST.com – Ribuan penikmat seni musik di Bali antusias memadati Panggung Terbuka Ardha Candra Art Center, Denpasar, Sabtu (25/8).malam. Kehadiran mereka tiada lain untuk menikmati berbagai suguhan seni kolosal bertajuk “Bali Merah Putih 2018” dari Kelompok Media Bali Post (KMB) dalam rangka memeriahkan HUT ke-70 Bali Post yang jatuh pada 16 Agustus lalu.

Mulai dari keindahan gerak tari, puisi, musik dan komedi, serta eksplorasi keindahan kostum karnaval ditampilkan kepada para tamu undangan dan penonton yang memadati seluruh tribun panggung Terbuka Ardha Candra. Sebagai pembuka acara, penonton disuguhkan dengan menampilkan tari “Bali Merah Putih 2018” persembahan Sanggar Pancer Langiit yang berkolaborasi dengan puluhan karyawan Kelompok Media Bali Post.

Para penari dengan semangat dan gagah melenggak-lenggok sambil mengibarkan Bendera Merah Putih. Tarian “Bali Merah Putih” ini dipersembahkan spesial peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan RI beberapa waktu lalu. Persembahan tarian ini juga sebagai komitmen Media Bali Post sebagai pengamal dan pengemban Pancasila.

Persembahan kedua datang dari penampilan atraktif anak-anak penyandang disabilitas dari Sanggar Sandi Muni Kumara. Puluhan anak-anak dibawah asuhan pasangan suami istri, Lila Arsana dan Aemi Arsana ini mempersembahkan garapan “Tari Sekar Purun Mepajar”.

Di bawah arahan Lila Arsana puluhan anak-anak difabel ini mampu menampilkan tarian yang memukau. Sontak ribuan penonton memberikan tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi dan terkagum akan penampilan unik dan langka yang ditampilkan anak-anak disabilitas tersebut.

Semangat patriotik dan heroisme para penonton semakin tersulut lewat lantunan bait-bait puisi dari Putu Putri Suastini Koster. Istri Gubernur Bali terpilih I Wayan Koster ini melantunkan Puisi “Sumpah Kumba Karna”.

Penampilan sastrawati senior Bali ini sangat bekharisma dengan aksentuasi vokal dan gerak ritmis 90 orang penari cak dari sekaa cak fenomenal “Cak Rina”. Terlebih, setiap bait puisi yang dilantunkan diiringi dengan alunan musik dari Indrawan dkk.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali Masih Puluhan, Korban Jiwa Nihil

Malam semakin larut, namun antusias penonton tak pudar. Apalagi, kemeriahan suasana panggung Terbuka Ardha Candra dihiasi dengan pancaran warna-warni lighting yang meriah. Terlebih puluhan musisi secara bergantian hadir dengan lagu andalan masing-masing.

Diawali dengan penampilan penyanyi belia, Anggis Devaki. Anggis Devaki yang terkenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan sosial dan budaya, terutama mengangkat tentang adat-istiadat budaya Bali ini menampilkan single yang sedikit berbeda.

Nuansa cinta dan  romantisme dipersembahkan untuk kaula muda. Dua lagu yang berjudul “Kala Cinta Menggoda” dan “Cinta Terbalas Nanti” memberikan semangat baru kepada para audiens agar hidup selalu dipenuhi dengan rasa cinta untuk kebahagiaan.

Dengan suaranya yang merdu, pemilik nama lengkap Pande Putu Damae Anggis Devaki ini mendapat sambutan riuh tepuk tangan yang hangat dari ribuan penonton yang masih setia memadati tribun panggung.

Penyanyi senior Ayu Saraswati tak mau kalah. Penampilannya yang dibalut dengan kostum spesial dari Sanggar Pancer Langiit dan diiringi penari latar seakan membuat suasana semakin semarak. Dengan suaranya yang khas, wanita lulusan S1 jurusan pedalangan di ISI Denpasar menghadirkan single andalannya “Lembongan” dan “Sayangang Tiang”.

Penggemarnya pun terpukau akan keanggunan busana yang dikenakannya. Bahkan, para penonyon ikut terbius bernyanyi seakan-akan menjadi backing vokal setiap lantunan lirik yang dinyanyikan Ayu Saraswati.

Tak kalah menarik, Dewi Pradewi juga menghadirkan penampilan spektakulernya. Selain mempersembahkan single andalannya dengan suara lantangnya, wanita yang belakangan ini menekuni nyanyian Bhagawadgita ini juga menampilkan adegan duet dengan penyanyi Pop Bali, Dek Arya. Kemesraan ditampilkan kedua penyanyi pop Bali ternama ini lewat tembang “Bermain Cantik”.

Dek Arya pun menutup penampilan duet mautnya itu dengan single “Bin Cepok Gen” yang sempat hits di belantika musik Pop Bali. Bahkan, singlenya ini menjadi perbincangan hangat, sekaligus dinikmati oleh semua kalangan pecinta musik Bali.

Baca juga:  Lagi-lagi!! Ini Penyumbang Terbesar Kasus Baru Positif COVID-19 di Bali

Tidak mau kalah, biduanita cantik nan seksi Gek Diah juga memberikan penampilan all out-nya. Dengan kecentilan dan goyangan khasnya, Gek Diah mampu menghentak seluruh isi panggung.

Bahkan, para penonton larut dalam lantunan musik dangdut coplo yang ditembangkan. Lewat lagu “Emang Dasar” miliknya Wali Band dan single “Goyang Dua Jari” sontak membuat para penonton bersorak gembira dan bernyanyi mengikutinya.

Begitu juga saat penampilan Kiki Amalia dengan single “Sayang” dan “Bojo Galak” dan Nia Sari dengan single “Satya” dan “Cintaku” membuat suasana malam itu semakin semarak. Terlebih, musik dangdut saat ini tengah menjadi tren diminati semua kalangan penikmat musik.

Band yang beberapa tahun belakangan ini telah menyita perhatian para pecinta musik Bali, yaitu Leeyonk Sinatra juga hadir dengan konsep baru. Kali ini, pemilik tembang “Tetep Mekenyem” ini duet bersama penyanyi cantik, Dyana Prasta.

Lagu duet yang dipersembahkan yaitu “Falling In Love” seakan-akan suasana romantis ala anak remaja sedang jatuh cinta dipertunjukkan di tengah-tengah malam yang semakin dingin. Terkait single “Tetep Mekenyem” yang dibawakan mengandung makna tentang percintaan dan kedamaian ditengah perbedaan.

Baginya, dengan tetap menebar senyum niscaya akan bisa menciptakan kedamaian di dunia. “Kita sangat senang bisa dilibatkan pada Pesta Rakyat Kolosal Bali Post ini, semoga Bali Post selalu menjadi inspirasi bagi masyarakat Bali dan dengan lagu yang kami bawakan nanti semua insan di dunia selalu bahagia dan tetep mekenyem untuk semangat menjalani hari-hari,” ujar Yudi Dharmawan usai penampilannya.

Tidak hanya seni tari dan musik, dari ranah komedi juga ditampilkan untuk menghibur para penonton. Petruk CS dengan lawakan khasnya mampu mengocok perut para penonton dengan banyolan-banyolan yang segar, sarat kritik sosial, tetapi tetap mendidik.

Baca juga:  Pewintenan, Penglingsir Puri Agung Denpasar Ditandu Gunakan “Gayot” 

Setelah dihibur dengan banyolan-banyolan, Motifora hadir dengan lagu “Ngalahin Gumi”, “Tetep Metimpal”, dan “Sukla”. Lagu-lagu yang dipersembahkan begitu dalam.

Saking dalamnya sampai-sampai para penonton terharu dengan curhatan cinta yang disampaikan band asal Singaraja ini. Bahkan, ratusan motifasi (fans motifora) turut hadir di tengah-tengah ribuan penonton.

Suasana kembali riuh gembira dengan penampilan duo biduanita cantik “Duo Jegeg” yang menghadirkan lagu “Syantik” yang tengah populer di kancah musik nasional ini. Ditambah dengan penampilannya yang centil dan sedikit goyangan, suasana kembali semarak.

Penyanyi legenda hidup Pop Bali, Bayu KW hadir untuk mengobati kangen para penggemarnya. Mempersembahkan lagu “Kanggoang Malu” dan “Sarinem”, sontak seluruh penonton larut dalam nyanyiannya. Begitu juga saat Yong Sagita menyanyikan lagu andalannya “Knalpot Moge” dan “101191” yang mampu membawa suasana saat itu ke tahun 90-an.

Hari semakin tengah malam, kehadiran penyanyi yang saat ini menyita perhatian penikmat lagu Bali, Ray Peni kembali membuat semarak suasana. Dengan lagu andalannya “Bojog Medasi”, seluruh penonton sontak dan larut dalam lagu yanv populer itu.

Dengan suaranya yang lantang, Ray Peni juga membawakan lagu “Merantau ke Badung” yang merupakan single yang merepresentasikan tentang perjanalan hidup gubernur terpilih Wayan Koster. Sebagai akhir acara, seluruh seniman dan penyanyi kompak memasuki panggung dan bersama-sama menyanyikan sebuah lagu “Kembalikan Baliku” yang diiringi musik Rocky N’ Band.

Pada pergelaran seni kolosal ini juga diberikan penghargaan kepada 9 LPD se-Bali dan 9 Sekolah. Selain itu ada 4 sastrawan dan pegiat sastra Bali yang juga menerima penghargaan. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *