Sampah di Pantai Menjangan. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Persoalan sampah di Bali sangat mendesak untuk ditangani, terlebih Pulau Dewata ini merupakan destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Untuk itu, Komponen masyarakat yang tergabung dalam “Suksma Bali” ini berencana menggelar “World Clean Up Day.”

Menurut Ketua Panitia Suksma Bali, Yoga Iswara, BBA, BBM, M.M, CHA lingkungan atau kondisi fisik merupakan salah satu faktor penting dalam pariwisata. Hal ini mulai disadari pada satu dekade terakhir, tatkala pariwisata sangat bergantung pada kondisi fisik dan lingkungan, baik sebagai atraksi utama maupun sebagai obyek aktivitas pariwisata. Ia mengatakan hubungan antara lingkungan dan pariwisata merupakan hubungan yang kompleks, karena keduanya saling bergantung dan bersinergi.

Baca juga:  XL Pastikan Jaringannya Siap Hadapi “Work From Bali”

Diharapkan, pembangunan pariwisata seharusnya lebih meminimalisir dampak negatif dan didasarkan pada kriteria keberlanjutan. Artinya, secara ekologis, pengembangan pariwisata dalam jangka panjang, sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat tanpa mengabaikan kebutuhan generasi mendatang.

Para stakeholders pariwisata Bali menginisiasi untuk menjadi bagian dari gerakan dunia World Clean Up Day bekerjasama dengan para relawan sampah dan LSM di Bali,” sebutnya.

Menurut Ketua IHGMA DPD Bali, Nyoman Astama, S.E, CHA, pertemuan awal untuk menggelar acara ini sudah dilakukan. Dalam pertemuan itu dibahas strategi World Clean Up Day yang bakal melibatkan seluruh komponen masyarakat Bali.

Baca juga:  Puting Beliung Terjang Pupuan, 6 Rumah Rusak

Kegiatan besar tersebut akan didahului dengan pendekatan struktural dengan pemerintah dan non struktural dengan pemerhati dan relawan lingkungan. “Mereka diharapkan sebagai katalisator gerakan ini sehingga mau diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat,” katanya.

Astama berharap, LSM atau pun relawan yang memiliki concern dan merasa terpanggil, ikut terlibat aktif dalam kegiatan sehingga gerakan ini semakin efektif. “IHGMA bersama stakeholder pariwisata lainnya seperti PHRI, BHA, UHA, dan BVA akan mendukung dan menyukseskan even besar ini melalui jaringan DPC-nya di masing-masing Kabupaten dan Kota se-Bali,” tegasnya.

World Clean Up Day merupakan salah satu rangkaian acara Suksma Bali. Suksma Bali itu sendiri adalah sebuah refleksi atau wujud terima kasih dan penghargaan terhadap Bali tercinta.

Baca juga:  Mencapai Pariwisata Berkualitas, Masalah Kemacetan Perlu Segera Dituntaskan

Koordinator World Clean Up Day, I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa, CHA menyatakan, kegiatan World Clean Up Day akan digelar serentak di seluruh kabupaten/kota se-Bali pada 15 September. Sedangkan khusus titik poin di Seminyak, akan disinergikan dengan Petitenget Festival yang juga membuat gerakan sadar sampah plastic (own waste management), mengelola sampah sampah secara mandiri dengan melibatkan Sekaha Teruna di wilayah Desa Adat Kerobokan. “Suksma Bali akan menjadikan acara World Clean Up Day ini sebagai acara tahunan dan berkesinambungan sehingga tercipta destinasi Bali yang semakin berkualitas ke depan,” pungkasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *