TABANAN, BALIPOST.com – Sampah menjadi permasalahan global tidak terkecuali di Desa Meliling. Kebanyakan sampah dibuang ke sungai, pekarangan ataupun membakarnya. Namun LPD Meliling melihat sampah sebagai peluang untuk usaha yang bisa memberikan pemasukan sekaligus mengatasi permasalahan lingkungan akibat sampah. Setelah tiga tahun berjalan, usaha pengangkutan sampah yang dilaksanakan LPD Meliling mulai terlihat hasilnya.
Ketua LPD Meliling, Nyomang Duantara, Senin (27/8) mengatakan, tahun-tahun pertama layanan pengangkutan sampah yang dilakukan LPD memang belum memberikan hasil dan harus disubsidi. ‘’Tahun ke dua sudah mulai balance dan tahun ke-3 sudah memberikan keuntungan,’’ ujarnya.
Penanganan sampah diakuinya masih sebatas layanan pengangkutan sampah. LPD yang berdiri sejak tahun 1994 ini mengenakan tarif berbeda-beda tergantung sedikit banyaknya sampah yang dihasilkan. Misalkan untuk pedagang, biaya pengangkutan sampahnya dikenakan tarif mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 100,000 per bulan. Untuk warga yang tinggal diperumahan atau warga pendatang dikenakan tarif Rp 15.000 per bulan. Sementara untuk warga desa adat Meliling dikenakan tarif Rp 10.000 per bulan.
Sampah ini diangkut dengan truk yang dijalani oleh tiga petugas kebersihan yang semuanya digaji penuh oleh LPD Meliling. Dengan adanya usaha pengangkutan sampah ini, wilayah di Desa Meliling lebih bersih dan tentu mengurangi sampah yang dibuang sembarangan ke sungai.
Usaha lain yang dikembangkan LPD Meliling selain usaha simpan pinjam, layanan pembayaran listrik dan telepon juga hendak mengembangkan usaha pasar rakyat yang saat ini sedang dalam pembangunan los. Jika tidak berhalangan, pasar rakyat ini akan dibuka tahun 2019 mendatang. ‘’Pasar rakyat ini diharapkan selain bisa memasarkan produk UKM yang ada di Desa Meliling juga sekaligus sebagai media untuk menjual hasil bumi Desa Meliling,’’ ujarnya.
Meski asetnya masih belum terlalu besar, tetapi menurut Duantara pihak LPD tetap bisa memberikan kontribusi terhadap pembangunan desa Adat. Dimana setiap tahunnya, 20 persen keuntungan LPD diberikan kepada desa Adat. ‘’Tiap tahun selalu ada keuntungan meski belum besar. Diharapkan dengan pengembangan usaha dan dukungan masyarakat adat, LPD Meliling bisa semakin berkembang,’’ ujarnya.
Baru-baru ini, LPD Meliling juga mendapatkan penghargaan di acara HUT Bali Post ke-70 sebagai LPD yang terbaik dalam penerapan IT. Menurut Duantara dalam melancarkan pelayanan kepada nasabah, pihaknya selalu menerapkan teknologi. Terlebih dalam waktu dekat, LPD di Bali akan disatukan oleh satu teknologi. ‘’Mengenai ini kami terus melakukan uji coba sesuai dengan modul yang diberikan,’’ ujarnya. (wira sanjiwani/balipost)