Pengabenan Alrhamum Made Wates (Ayahnda Ketut Sudikerta) dari rumah duka menuju Setra Desa Adat Pecatu. (BP/kmb)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Puncak Ngaben Ayahanda Wagub Bali I Ketut Sudukerta yaitu I Made Wates digelar Rabu (29/8). Puluhan karangan bunga dan para tokoh serta masyarakat hadir mengiringi prosesi pengabenan dari rumah duka di Jalan Uluwatu, Pecatu menuju Setra setempat.

Ditemui di sela-sela upacara, Sudikerta menuturkan kepgergian almarhum ayah tercintanya yaitu pada tanggal 17 Agustus lalu pada pukul 07.00 Wita dengan suasana tenang dan damai. Dimana almarhum pergi di usianya yang ke 102 karena usia tanpa sebelumnya mengalami sakit.

Sudikerta mengungkapkan Almarhum ayahnya meninggal di rumah adiknya yang berlokasi di Sidakarya, Denpasar. Karena dia dengan adik-adiknya secara bergiliran bertanggungjawab menjaga almarhum.

Menariknya, ketika pihaknya menanyakan hari baik Pengabenan, Ida Pandita memberikan waktu tanggal 29 Agustus. Dia mengaku sebelumnya sama sekali tidak menduga tanggal 29 ini juga bertepatan dengan berakhirnya masa jabatannya sebagai Wagub Bali sekaligus juga hari kelahirannya. Sedangkan untuk pelaksanaan Nyekah akan digelar Sabtu (1/9) nanti.

Baca juga:  Sosialisasikan Program, Bank BPD Bali Siap Sinergi dengan PWI Bali

Rangkaian acara sambungnya diawali tanggal 25 yaitu Ngulapin ke Rumah sakit untuk mrmbawa jasad beliau ke rumah duka. Selanjutnya tanggal 28 Agustus dilaksnakan penyiraman dirangkai ngajum dan Ngaskara malamnya.

Prosesi dilanjutkan Pengabenan menuju setra yang berlansung pada pukul 12.30 Wita. Dimana sesuai sima dresta yang berlaku di Desa Pecatu yaitu jasad almarhum dikubur sedangkan sekarnya dibakar kemudian di hanyut ke segara.

Selanjutnya hari, sambungnya akan dilanjutkan dengan Jenek yaitu mengundang para tokoh untuk memohon doa restu. “Dilanjukan tanggal 31 Agustus besok yaitu upacara ngulapin sang pitara mewali ke bale dan akan dioanjutkan penyekahan,” ujarnya sembari mengungkapkan prosesi ini juga dirangkai dengan Ngulapin, ngangget don bingin dan mendak toya ning di Pura bangbang.

Baca juga:  Pandemi COVID-19, 3 Masalah Serius Dihadapi Koperasi dan UMKM

Sorenya dilanjutkan dengan prosesi Ngekeb karena ada cucu yang melakukan penataban. Dimana almarhum memiliki 16 cucu, dan 9 diantaranya akan mengikuti prosesi penataahan natab.

Almarhum Made Wates sendiri adalah 12 bersaudara dan memiliki 6 orang anak. Saat ini saudaranya yang  masih tersisa kini tinggal dua orang. “Mungkin ini sudah petunjuk alam ngaben Ayah Saya tanggal 29, berakhirnya masa jabatan saya sebagai Wagub dan hari kelahiran saya juga tanggal 29. Ini sungguh menjadi satu kebahagian bagi saya karena bisa membayar hutang kepada alamrhum ayah saya,” ujar Sudikerta.

Sebagai sosok seorang ayah, Sudikerta mengaku kagum dengan almarhum ayahnya yang memiliki karakter dan sifat sangat santun, beretika dan gigih dalam mendidik anak -anaknya agar menjadi anak beretika, serta mandiri agar mampu menopang kehidupannya ke depan. “Penekanan beliau kepada kami adalah agar menjadikan diri selalu memiliki semanagat berjuang untuk bisa mandiri,” ujarnya sembari menambahkan dalam Puncak Nyehak tanggal 1 September nanti akan dirangkai dengan Nganyut dan Nyegara Gunung diaksnakaan tanggal 3 September.

Baca juga:  Miras, Jamu Kuat dan Daging Ilegal Ditahan di Gilimanuk

Dia juga mengaku bersyukur memiliki ayah Almarhum Made Wates yang walaupun sudah menjadi single Parents sejak tahun 1976 telah mampu menmbimbingna dan saudaranya untuk bisa mandiri tanpa membebenani orang tua. “Semoga dari sana nantinya beliau bisa mendoakan kami, masyarakat  dan bangsa agar senantiasa damai dan tentram,” harapnya.

Masyarakat dan para Tokoh tampak sudah datang silih berganti menyampaikan bela sungkawa atas kepergian Ayahnda orang nomor dua di Bali ini. Baik dari kalangan, pejabat, pengusaha, politisi dan komponen lainnya. Tampak hadir pula beberapa Tokoh Partai Golkar mengingat Sudikerta adalah Ketua DPD Partai Golkar Bali. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *