MANGUPURA, BALIPOST.com – Para pegiat budaya dan Indonesian Diaspora Network-United menggelar “Cultural Tourism Gallery” yang berlangsung pada Sabtu (1/9) dan Minggu (2/9) di Hotel Melia, Bali. Acara “Cultural Tourism Gallery” menampilkan rangkaian pertunjukkan seni budaya tradisional Bali serta menghadirkan seniman dan artis ternama dari dalam dan luar negeri.
Dalam rilisnya, dijelaskan acara “Cultural Tourism Gallery” bertujuan menggalang dana untuk pemugaran Puri Anyar Kerambitan di Tabanan, Bali. Ketua Panitia “Cultural Tourism Gallery” Yohana Hardjadinata menjelaskan bahwa Puri Anyar Kerambitan adalah salah satu puri terkemuka di Pulau Dewata tetapi mengalami kerusakan selama lebih dari satu dekade terakhir.
“Sejak tahun 2005 kondisi puri ini rusak sehingga tidak ada kegiatan signifikan di sana. Ini tentunya bukan hanya berdampak buruk bagi kelestarian puri tersebut tetapi juga bagi penghidupan masyarakat sekitar. Oleh karenanya, kami menggelar acara ini untuk membantu memugar Puri Anyar Kerambitan dan membantu perekonomian masyarakat sekitar,” jelas Yohana.
Tak kurang dari 500 pengunjung antusias menyaksikan berbagai pertunjukkan dan lokakarya seni budaya yang dimulai sejak pukul 10 pagi hingga 9 malam. Sanggar Warini membuka acara dengan Tarian Pendet yang memukau segenap pengunjung yang hadir.
I Ketut Budiana dan Satya Cipta memamerkan 16 lukisan eksotik karya mereka yang mengundang decak kagum para pengunjung. Mario Blanco menggelar lokakarya pelatihan teknik fotografi yang menarik animo para pengunjung.
Dalam sambutannya, Presiden Indonesian Diaspora Network-United Herry Utomo mengatakan pihaknya akan terus mendorong promosi situs-situs kebudayaan di tanah air. “Kami akan mengoptimalkan jaringan diaspora Indonesia di seluruh dunia untuk terus meningkatkan visibilitas dan promosi situs-situs kebudayaan dan pariwista di Indonesia,” ujarnya.
Acara “Cultural Tourism Gallery” dilanjutkan kembali Minggu (2/9) dengan menampilkan peragaan busana Tjok Abi dan Milo’s. Acara ditutup Gala Dinner yang dimeriahkan diantaranya oleh Balawan, Indra Lesmana, dan Anggis Devaki. (kmb/balipost)