NEGARA, BALIPOST.com – Beberapa bulan belakangan ini warga di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana resah. Pasalnya mereka didatangi oknum penjual obat yang merupakan warga negara asing (WNA) diduga berasal dari India. Orang yang mengaku bernama AJ ini meresahkan karena terkesan memaksa dalam menjual obatnya yang berharga jutaan rupiah.
Dari informasi, Minggu (2/9), ada sejumlah warga di Desa Warnasari Melaya yang mengalami sakit stroke didatangi oknum ini. Mereka terkesan dipaksa untuk membeli produk obatnya. “Harga obatnya sampai total Rp 6 juta. Namun ada yang bayar Rp 1 juta dulu dan dijanjikan pasti sembuh dan katanya akan datang lagi. Tapi sampai dua minggu tidak datang-datang dan obatnya juga tidak ada khasiat apa-apa,” kata seorang warga yang suaminya sempat mengantar AJ ke beberapa rumah warga karena dimintai tolong mengantar.
Bahkan ada juga warga Sombang, Desa Tukadaya Melaya yang anaknya mengalami lumpuh sampai kena Rp 4 juta. “Padahal waktu itu sudah saya larang untuk membayar. Tapi namanya ingin anaknya sembuh, akhirnya terpaksa dibayar. Utu juga hasil minjam. Padahal dia orang tidak mampu. Sampai sekarang oknum itu tidak datang. Bukti kesembuhan juga tidak ada,” jelas Ibu Komang Eli.
Kepala Dusun Warnasari Kaja, Komang Sudiarta mengaku hanya tahu dua warganya memang membeli obat pada oknum tersebut. Termasuk mertuanya, Pak Tasta, sempat membeli obat tersebut. “Padahal saya sudah kasi tahu, tapi ya namanya orang sakit pingin sembuh jadi percaya,” tandasnya.
Dari informasi yang berkembang, banyak lagi warga di Melaya yang didatangi oknum tersebut dan tertipu. Oknum tersebut terkesan memaksa dan mengiming-imingi warga pasti sembuh.
Sementara itu Kadis Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta, berharap warga waspada jika ada oknum-oknum yang datang ke rumah-rumah dan menawarkan obat. “Orang yang mengaku dokter saja harus diwaspadai karena bisa saja ada oknum yang mencatut nama dokter. Meski bawa kartu IDI harus dicek lagi kebenarannya. Masyarakat harus cerdas, kritis dan waspada. Jangan tergiur janji-janji kesembuhan. Apalagi jika yang diberikan satu jenis obat dan katanya bisa menyembuhkan bermacam penyakit, itu tidak mungkin. Coba berpikir rasional,” katanya.
Ia mengutarakan berobat ke layanan masyarakat/Puskesmas dan rumah sakit saja masyarakat ingin gratis, tapi kenapa rela membayar hingga jutaan rupiah untuk sesuatu yang tidak. “Bagaimana kalau yang dijual narkoba misalnya? Kan harus hati-hati dan waspada,” jelasnya.
Sebelumnya ada lembaga yang mengatasnamakan layanan kanker juga pihaknya waspadai karena ujung-ujungnya menjual obat. “Kami sudah menyampaikan penyuluhan-penyuluhan ke masyarakat terkait hal ini. Kita harus terus menyadarkan masyarakat,” jelasnya. (kmb/balipost)