Wayan Koster (kiri) bersama Cok Ace. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur dan Wakil Gubernur Bali terpilih, Dr. Ir. Wayan Koster, MM dan Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9). Upacara pelantikan dipercepat dari agenda sebelumnya, 17 September 2018.

Koster-Ace sejak awal telah menyatakan komitmen untuk segera melaksanakan visi-misi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Bahkan pascadilantik langsung start dan tak lagi ada ‘’pemanasan’’.

Visi-misi itu untuk menuju era baru. Yaitu era yang ditandai dengan tatanan kehidupan baru. ‘’Bali yang kawista, Bali kang tata-titi tentram kerta raharja, gemah ripah lohjinawi, yakni tatanan kehidupan holistik yang meliputi tiga dimensi utama,” Kata Koster belum lama ini.

Baca juga:  Poin di RUU Ciptaker yang Beredar di Medsos Diklaim Hoaks, Ini Kata DPR RI

Menurutnya, tiga dimensi utama yang dimaksud adalah, pertama, bisa menjaga dan memelihara keseimbangan alam, krama (manusia, red) dan kebudayaan Bali. Kedua, bisa memenuhi kebutuhan, harapan, dan aspirasi krama Bali dalam berbagai aspek kehidupan. Ketiga, memiliki kesiapan yang cukup dalam mengantisipasi atau menghadapi munculnya permasalahan dan tantangan baru dalam tataran lokal, nasional, dan global yang akan berdampak secara positif maupun negatif terhadap kondisi di masa yang akan datang.

Baca juga:  Jembrana Tunggu Kepastian Jalan Tol

“Dimensi ketiga merupakan suatu manajemen resiko dalam mengantisipasi terjadinya permasalahan dan tantangan baru di masa yang akan datang,” jelasnya.

Koster mengaku siap ngayah secara total, lascarya sekala-niskala. Pembangunan di Bali akan dilaksanakan dengan pendekatan konsep satu kesatuan wilayah. Atau 1 pulau, 1 pola, dan 1 tata kelola yang lebih akrab disebut one island, one management.

Dalam berbagai kesempatan, Koster juga menjelaskan makna dari visinya adalah menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama dan gumi Bali yang sejahtera dan bahagia, sekala-niskala sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno. “Pembangunan mencakup lima bidang prioritas, yakni pangan, sandang, dan papan, kesehatan dan pendidikan, jaminan sosial dan ketenagakerjaan, agama, adat, tradisi, seni, dan budaya, serta pariwisata,” ujar Koster.

Baca juga:  Dari Buang Bunga Pacar Air Petani Badung Viral hingga Lakalantas Pensiunan Dosen Unud Meninggal

Untuk mendukung bidang prioritas tersebut, lanjut Koster, akan diprioritaskan pembangunan infrastruktur dan transportasi darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi antar wilayah se-Bali. Sebagai langkah awal, telah diusulkan anggaran sebesar Rp 258 miliar agar terakomodasi dalam KUA/PPAS Tahun 2019 untuk pembangunan shortcut di ruas jalan Mengwitani-Singaraja. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *