Pemkab Buleleng merevitalisasi Pasar Banyuasri mulai 2019 mendatang. (BP/dok)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Detail Engineering Design (DED) revitalisasi Pasar Banyuasri, Singaraja mulai disosialisasikan di hadapan DPRD Buleleng Selasa (4/9). Dari pemaparan teknis perencanaan itu, lembaga dewan mendukung program tersebut.

Hanya saja, dewan mengingatkan agar pada tahapan pelaksanaan, pemerintah bersama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Buleleng menyiapkan pasar sementara untuk menampung lebih dari seribu pedagang yang saat ini berjualan di pasar terbesar kedua di Bali Utara tersebut.

Dari pemaparannya, Pasar Banyuasri akan disulap menjadi pasar tradisional semi modern. Ini terlihat dari areal pasal seluas 20.400 meter persegi akan dibangun pasar dengan tiga lantai.

Baca juga:  Tambahan Masih Tinggi, Kumulatif Kasus COVID-19 Bali Sudah Lampaui 55 Ribu

Dibandingkan dengan jumlah daya tampung saat ini sebanyak 1.635 pedagang, setelah direvitalsiasi daya tampung pasar ini bertambah menjadi 1.708 pedagang. Selain itu, areal pasar setelah direvitalsiasi juga akan ditambah dengan sejumlah ruang pendukung, seperti ruang potong unggas, ruang pendingin ikan, daging, sayur, dan buah.

Juga ditambah dengan tempat bongkar muat barang, gudang, hingga plaza. Tak hanya itu, untuk menjawab masalah yang sekarang memicu semrawutnya Terminal Banyuasri yang dijadikan lokasi pasar tumpah, akan ada areal khusus untuk para pedagang tersebut.

Baca juga:  Sidak, Mamin Kedaluwarsa Masih Ditemukan di Jembrana

Wakil Bupati dr. Nyoman Sutjidra, Sp.O.G didampingi Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian (Disdagprin) Ketut Suparto mengatakan, revitalisasi pasar ini ditargetkan mulai terlaksana pada 2019. Ini karena komitmen pemerintah daerah untuk menyiapkan infrastruktur pasar yang memadai dalam membangkitkan perekonomian masyarakat.

Selain itu, pasar ini sebagai fasilitas untuk memasarkan komoditas unggulan pertanian, produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM), serta sentral kuliner asli dari Den Bukit.

Terkait pendanaan, Wakil Bupati menyebut proyek didanai dari APBD Buleleng. Tahun pertama sesuai kesepakatan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) dianggarkan Rp 46 miliar dalam APBD Induk 2019. Untuk tahap selanjutnya, pemerintah bersama dewan akan mendiskusikan kembali anggaran berdasarkan keputusan skema kebutuhan anggaran yang sudah disusun dalam dokumen perencanaan.

Baca juga:  Tunggakan PHR di Buleleng Capai Rp 5 Miliar

Selain itu, upaya koordinasi untuk mencari sumber pembiayaan lain secara intensif akan dilakukan. Pemkab Badung siap mendukung dana revitalisasi Pasar Banyuasri senilai Rp 25 miliar. “Perencanaan kita multiyears dan kalau tidak bisa dua kali, maksimal tiga kali kita anggarkan,” ujarnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *