BANYUWANGI, BALIPOST.com – Kesenian khas Banyuwangi, Gandrung mulai dibuat beda. Dikolaborasikan dengan musik jazz. Suguhan unik ini akan dikemas dalam ajang promosi wisata Gunung Ijen, Jazz Gunung Ijen, 22 September. Sejumlah artis jazz papan atas akan unjuk gigi. Diantaranya, Djaduk Ferianto, Mus Mujiono dan Marcell.
Even kali kedua ini sengaja dibuat beda. Menggandeng Gandrung, ikon tari Banyuwangi. “Tahun ini, akan ada pentas meras Gandrung atau wisuda penari Gandrung yang sakral, bersamaan dengan jazz. Ini penampilan langka,” kata promotor jazz Gunung Indonesia Sigit Purnomo, Rabu (5/9).
Dijelaskan, jazz Gunung Ijen selain mempopulerkan kawah Ijen, akan menggandeng musisi jazz lokal. Termasuk, memberikan pemahaman seputar musik jazz kepada penonton. “Ini bedanya dengan jazz Gunung Bromo yang murni pagelaran musik,” jelas Sigit.
Targetnya, dengan jazz Gunung Ijen, penikmat musik jazz bisa menikmati musik, sekaligus memahami filosofinya. Lalu, menikmati keindahan kawasan Gunung Ijen.
Khusus kolaborasi dengan tari Gandrung, kata Sigit, bagian dari pelestarian seni tradisional Banyuwangi. Lalu, bisa disandingkan dengan kesenian modern. Selain disandingkan dengan Gadrung, di lokasi pagelaran jazz dibangun patung terakota Gandrung.
Salah satu artis pendukung jazz Gunung Ijen, Djaduk Ferianto mengatakan setiap pagelaran musik jazz memiliki karakter masing-masing. Terpenting, kata dia, menjadi investasi budaya lokal. “Banyuwangi berpotensi memunculkan industri musik, jadi kota kreator. Banyak seniman papan atas dari Banyuwangi. Seperti Emilia Contessa,” kata Djaduk.
Pihaknya berharap jazz Gunung Ijen ini tak hanya menjadi daya tarik wisatawan. Namun, menjadi edukasi jazz bagi generasi muda. Sebab, mulai muncul tren, jazz bisa menaikkan rating gaya hidup. “Ini yang sekarang lagi tren. Jazz itu menjadi gaya hidup. Banyak even jazz digelar di Indonesia,” pungkasnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menegaskan jazz Gunung Ijen menjadi even pariwisata yang menarik. Apalagi, lokasinya di dekat Ijen yang menjadi ikon pariwisata Banyuwangi. (Budi Wiriyanto/balipost)