NEGARA, BALIPOST.com – Dua ekor penyu Lekang dewasa ditemukan mati di Pantai Perancak, Rabu (5/9). Belum diketahui pasti penyebab matinya satwa yang dilindungi tersebut. Penemuan bangkai penyu ini merupakan yang kesekian kalinya terjadi di pesisir pantai Jembrana.
Seperti diketahui di perairan Jembrana merupakan habitat penyu Lekang dan Hijau. Sepanjang tahun, penyu-penyu setelah bermigrasi turun ke pantai untuk bertelur.
Penyu yang telah membusuk itu ditemukan oleh warga satu ekor di depan villa 83 dan satu ekor lagi di villa 130, sekitar satu kilometer dari lokasi Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Kurma Asih, Perancak. Dari pengecekan fisik, kondisi penyu itu tidak ada luka. Oleh warga selanjutnya penemuan itu disampaikan ke KPP Kurma Asih.
Sebelum dikubur oleh warga, dilakukan pendataan dan diketahui ukuran panjang Kerapas penyu itu 54 cm dan 65 cm. Koordinator Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Kurma Asih Perancak, I Wayan Anom Astika Jaya, Kamis (6/9), mengungkapkan penemuan penyu mati ini merupakan yang kesekiankalinya selama setahun terakhir di pesisir Perancak.
Pihaknya juga belum mengetahui pasti apa penyebab banyaknya penyu yang mati dalam kurun waktu setahun ini. “Kita juga belum mengetahui pasti, yang jelas penyu-penyu ini sudah dewasa. Banyak faktor sebenarnya yang menyebabkan mati. Bisa karena sengaja oleh manusia atau memang kondisi perairan,” tandas pria asal Perancak ini.
Kedua penyu jantan dan betina ini ditemukan hampir bersamaan. Kelompok peraih Kalpataru dari Kementerian Kehutanan dan LH ini sejak tahun 1997 lalu melakukan pelestarian penyu.
Lebih dari 20 tahun melakukan upaya konservasi penyu di Perancak mulai dari penetasan telur hingga pelepasliaran. Hingga tahun 2017 lalu, sudah ada puluhan ribu telur yang ditetaskan.
Kelompok ini dirintis dimulai dengan penangkaran serta memberikan edukasi terhadap masyarakat. Hingga dapat merangkul nelayan yang sebelumnya memburu penyu, kini menyelamatkan penyu. Setelah ditetaskan, tukik-tukik tersebut akan akan langsung dilepaskan. (Surya Dharma/balipost)