Akomdasi yang dibangun berdampingan dengan kawasan persawahan di Desa Parkaman Kenderan, Kecamatan Tegalalang. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Akomodasi wisata berupa villa terus bertumbuhan di kawasan Kabupaten Gianyar. Tidak hanya di wilayah Ubud, namun pembangunan ini juga mulai merambah kawasan sekitarnya seperti Kecamatan Tegalalang. Melihat kondisi ini Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar meminta pelaku pariwisata membangun akomodasi yang bersinergi dengan kebudayaan dan alam.

Kepala Dinas Pariwisata Gianyar, A.A. Bagus Ari Brahmanta mengakui Kecamatan Tegalalang dengan nuansa pedesaan dan persawahan, kini menjadi bidikan investor vila. Namun ia mengingatkan agar peranan lokal lebih dominan dalam pendirian akomodasi. “Berkaitan pembangunan vila, saya harapkan peranan lokal, lebih dominan yang berwawasan lingkungan dan budaya,” jelasnya, Selasa (11/9).

Baca juga:  Kawal Pemilu 2024, PLN Siaga Kerahkan Ratusan Personel Amankan Pasokan Listrik di Bali

Menurut Gung Ari, untuk Gianyar punya segmen tersendiri, berbeda dengan Sanur dan Kuta. Meski demikian pejabat asal Ubud ini tetap menekankan pembangunan akomodasi harus tetap berwawasan lingkungan dan budaya. Seperti yang saat ini mulai merambah Banjar Dlodblumbang, Desa Pakraman Kenderan, Kecamatan Tegalalang. “Karena lingkungan dan budaya inilah yang jadi daya tarik. Mereka (turis-red) ingin private, budaya dan lingkungan yang betul-betul asri pedesaan,” jelasnya.

Baca juga:  268 Akomodasi Wisata Menjadi Calon Penerima Dana Hibah Pariwisata

Dikatakan pola ini pun sudah berupaya dikembangkan pada puluhan desa wisata yang ada di Kabupaten Gianyar. Salah satunya Desa Wisata Kenderan, Kecamatan Tegalalang. “ Maka itu, disini perlu peranan serius tida hanya pemerintah tetapi juga dari masyarakat dan dunia usaha, mengembangkan industri pariwisata yang lebih bernuansa budaya,” jelasnya.

Salah satu warga Desa Kenderan yang mengelola villa, A.A. Gde Putra mengaku lebih menonjolkan nuansa alami pedesaan pada villa Three Gold Luxury Private Vilass yang ia kelola. “Tentu seni budaya jangan sampai rusak karena kehadiran pariwisata,” jelasnya.

Baca juga:  Piala Bupati Gianyar Dikemas Mirip Porprov

Mengandalkan 6 unit privat vila yang dikelola, pihaknya menyajikan nuansa alami. Dikatakan turis menikmati suasana pedesaan. “ Termasuk kami buat treking, supaya mengenal alam,” jelasnya.

Tidak hanya itu, kehadiran turis ke vila itu juga akan bersinergi dengan masyarakat setempat. “Kami ada tarian, ciri khas budaya yang ada di banjar kami, kami tonjolkan,” tandasnya. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *