MANGUPURA, BALIPOST.com – Rampung lebih awal dari target awal, underpass simpang tugu Ngurah Rai akan dipelaspas pada Rabu (12/9). Sebelumnya, underpass ini melalui uji laik jalan.
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII, Senin (10/9) melakukan survey kesiapan uji laik jalan. Pada survey ini, dilakukan pemeriksaan administrasi dan konstruksi.
Ditemui disela survey, Kepala Seksi Pembangunan dan Pengujian Jembatan BBPJN VIII, Rr. Rum Auliyanti mengatakan, yang disurvei adalah dari sisi teknis dan administrasi. Menurutnya, uji laik jalan ini untuk mengetahui apakah jalan ini sudah layak untuk digunakan atau belum.
Indikator kelaikan fungsi adalah dari sisi kontruksi dan lainnya. “Kami berusaha secepatnya untuk melaksnakan uji laik jalan ini. Rabu (12/9) ini rencana dilakukan upacara pemelaspasan sebelum diresmikan,” ucapnya.
Dari hasil survey uji laik jalan yang dilakukan, memang tidak ada kendala yang ditemukan. Untuk itu, pihaknya bersama dengan pihak terkait serta dari kepolisian sempat melakukan uji coba selama 30 menit.
Meski sudah dilakukan uji coba namun dirinya belum mengetahui secara pasti kapan underpass ini akan diresmikan. Dikatakan, untuk peresmian jadwalnya masih tentatif.
Diharapkan September ini sudah diresmikan. “Kami berharap agar bisa dilakukan secepatnya. Dengan selesainya pembangunan ini lebih cepat merupakan prestasi bagi kami,” pungkasnya.
Pembangunan underpass ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 168.376.159.000. Dengan total panjang jalannya 912 meter, lebar 17 meter, panjang terowongan 128 meter, tinggi terowongan 6,8 meter, dan tinggi kendaraan yang ditoleransi 5,2 meter. Dari kontrak per 26 September 2017, proyek ini ditarget rampung pada 20 Oktober 2018. Namun pengerjaannya selesai 50 hari lebih awal, yaitu 31 Agustus 2018.
Proyek ini dibangun dengan struktur dinding scant pile dan bore pile, dengan 559 titik pengeboran. Rinciannya sebanyak 230 titik pada lengan selatan dan lengan bagian utara sebanyak 329 titik. Dengan adanya underpass ini, diharapkan bisa mengurangi kekroditan lalulintas hingga 50 persen. (Yudi Karnaedi/balipost)