MANGUPURA, BALIPOST.com – Lama tinggal wisatawan mancanegara di Petitenget, rata-rata 3 hingga 4 hari. Guna meningkatkan lama tinggal ini, beragam upaya dilakukan.
Salah satunya gelaran Festival Petitenget (Kerobokan Arts & Spirit 2018). Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari mulai 14 sampai 16 September 2018 di areal pantai dan sekitar Pura Petitenget dinilai mampu mendongkrak lama kunjungan wisman.
Menurut Ketua Panitia Petitenget Festival, AA Bayu Joni Saputra, Selasa (11/9), festival ini ditargetkan mampu menghadirkan 50 ribu pengunjung atau wisatawan selama tiga hari pelasksanaan. Tidak hanya itu, dengan berbagai atraksi seni yang akan disajikan, diharapkan juga bisa meningkatkan lenght of stay dari wisatawan manca negara (wisman).
Selama ini, kata Joni, rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara di Badung khususnya di Petitenget hanya 3 hingga 4 hari. Ke depan lama tinggal wisatawan ini diharapkan bisa lebih lama, menjadi 5 hingga 6 hari. “Peningkatan lenght of stay ini juga untuk meningkatkan PAD Badung dan mewujudkan quality tourism (pariwisata berkualitas) bukan mass tourism (pariwisata massal),” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Kadisparda) Badung Ir. I Made Badra, M.M., pada kesempatan tersebut sangat mendukung penuh Desa Adat Kerobokan agar Festival Petitenget ini sukses dan berkelanjutan. Apalagi ada banyak agenda yang mengangkat budaya dan kesenian lokal. “Dalam festival ini dikembangkan banyak atraksi dengan konsep modernity kolaborasi dengan culture dan nilai tradisional serta atraksi kolosal,” jelas Badra.
Selain itu, kata Made Badra, Pemda Badung pun akan mendukung penuh pengembangan Petitenget Festival ini di tahun depan dengan menggabungkannya menjadi bagian festival yang lebih besar yakni Festival Budaya Bahari. Diharapkan festival dengan mengangkat potensi yang ada juga akan memperkaya agenda kegiatan dan destiasi pariwisata di Badung.
Petitenget Festival dimeriahkan dengan berbagai kegiatan yang melibatkan warga Kerobokan, pelaku UKM juga berbagai pelaku pariwisata. Festival dengan ikon “Bhuto Ijo” ini mengangkat tema “Experience A Festival Centuries in The Making” dengan membangkitkan cerita yang sudah ada berabad-abad yakni perjalanan Dang Hyang Niratha yang juga dikawal Butho Ijo.
Festival ini didukung penuh ribuan warga dari 50 banjar di wilayah Kerobokan. Bahkan ada pentas kesenian yang melibatkan 2 ribu penari Tenun yang diharapkan bisa memecahkan rekor MURI serta ada pula 2.500 peserta yoga ketawa. (Yudi Karnaedi/balipost)