DENPASAR, BALIPOST.com – Video porno dua pelajar di Jembrana yang sempat viral menjadi sebuah tamparan bagi semua pihak. Tidak saja orangtua, tapi juga sekolah. Anggota DPRD Bali Dapil Jembrana, IGA Diah Werdhi Srikandi mengatakan, ada dua hal yang perlu lebih intens diajarkan ke anak-anak.
Yang pertama adalah pelajaran agama. Harapannya, mereka akan memiliki moral yang baik serta mengerti hal mana yang baik dan tidak baik ataupun hal yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
Selain itu, pengawasan dan komunikasi dengan orangtua juga pelu ditingkatkan. “Orangtua juga perlu mengawasi pergaulan anak-anaknya diluar. Komunikasi yang intens dengan anak. Di sekolah peran guru sangat penting dalam memberikan pendidikan agama, budi pekerti. Termasuk mengawasi anak didiknya dalam pergaulan dengan teman-teman di sekolah,” ujarnya di Denpasar, Rabu (12/9).
Menurut Diah Werdhi, remaja di usianya yang masih labil perlu diberikan perhatian dengan cara halus dan pola komunikasi sesuai usia mereka. Terlebih dari pengamatannya, anak-anak yang dibentak atau diperlakukan kasar justru akan memberontak. Khusus untuk para remaja, anggota Komisi III ini berpesan agar mereka tidak menyia-nyiakan waktu di usia muda.
Begitu juga agar menghindari pergaulan bebas, memiliki prinsip, dan menjaga nama baik keluarga. “Lakukan hal-hal positif yang bermanfaat untuk masa depan seperti bergabung dalam organisasi seni, kemahasiswaan, atau menambah skill dengan kursus-kursus,” jelas Politisi PDIP ini.
Diah Werdhi menambahkan, ketika mereka disibukkan dengan kegiatan positif, tentu tidak akan ada waktu untuk berfikir dan melakukan hal-hal negatif. Terkait video dua pelajar Jembrana yang viral, Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali dikatakan sudah turun tangan menangani masalah itu. Mengingat usia pelaku di video masih 16 tahun, pihaknya berharap agar yang bersangkutan bisa bebas dari hukuman.
“Diperlukan pendampingan untuk psikis si anak terutama yang perempuan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena tentunya si anak akan malu di lingkungannya. Belum lagi menjadi minder dan dicibir orang-orang di sekitarnya,” jelasnya.
Sebagai wakil rakyat perempuan, Diah Werdhi merasa wajib untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak. Di Jembrana, hal itu diupayakan dengan memberikan edukasi dan informasi kepada 7 Kelompok PKK di Desa Penyaringan, Mendoyo, melibatkan KPPAD Provinsi Bali. Salah satu topik yang disampaikan juga terkait viralnya video porno pelajar agar kejadian serupa tidak kembali terulang. KPPAD khususnya diminta mensosialisasikan tentang pengawasan terhadap anak.
“KPPAD ini baru dibentuk 2 tahun oleh gubernur dan memang tidak tersedia anggaran untuk sosialisasi. Jadi ke depan saya akan perjuangkan agar gubernur dapat mengalokasikan anggaran sosialisasi untuk KPPAD Bali,” pungkasnya. (Rindra Devita/balipost)