TABANAN, BALIPOST.com – Foto viral di media sosial wisatawan naik ke pelinggih di areal pura Batukaru menjadi atensi khusus pihak kepolisian maupun pihak pengempon Pura Batukaru. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah ngaturang upacara guru piduka dan prayascita untuk menyucikan kembali pelinggih tersebut.
Sementara pihak kepolisian mencoba untuk menelusuri keberadaan wisatawan pria yang diduga berasal dari Denmark tersebut, serta pembuat dan pengunggah foto. Hal itu disampaikan dalam rapat darurat yang digagas Polsek Penebel mengundang seluruh jajaran terkait seperti Bendesa Adat Wangaya Gede sekaligus Ketua Umum Sad Kahyangan Jagat Bali Pura Luhur Batukau, Danramil Penebel, karyawan dan pecalang, serta sejumlah tokoh masyarakat setempat.
“Memang kejadian itu diluar jangkauan pengawasan, karena lokasi pelinggih jauh dari Pura Utama atau sekitar 100 meter di sebelah barat Pura,”ucap I Gede Manu Ardana, yang juga menjabat Bendesa Pekraman Wangaya Gede.
Berbekal pengalaman tersebut, pihaknya selaku pengelola kedepan akan mengefektikan kembali pengawasan di areal Pura Batukau, khususnya pengawasan pada wisawatan yang tidak menggunakan guide. Seperti diketahui, banyak wisatawan yang berkunjung untuk melihat keagungan Pura Sad Kahyangan tersebut. Dimana dalam sehari rata rata kunjungan mencapai angka 100 wisawatan.
“Kami juga akan memasang pintu gerbang terali di pelinggih tersebut, dan memasang petunjuk agar wisatawan tidak masuk kedalam areal pelinggih,”terangnya.
Dikatakan Gede Manu Ardana, pelinggih tersebut merupakan genah pekiyisan atau penyungsungan subak, yang dimiliki oleh sedahan agung. Dan terkait dengan saran pihak kepolisian mengenai pemasangan cctv untuk bisa mengawasi seluruh aktivitas wisatawan di areal Pura, masih akan dipertimbangkan dan akan dimusyawarahkan dengan Kebayan (Ketua Pengempon Pura, red).
Sementara itu Kapolsek Penebel AKP I Ketut Mastra Budaya mengatakan pasca mendapat informasi adanya kasus di wilayah areal Pura Batukaru, atas petunjuk pimpinan, pihaknya menggelar rapat darurat agar permasalahan ini bisa segera dituntaskan. Bahkan pihaknya telah melakukan penyelidikan untuk mengetahui keberadaan pelaku dan pengunggah foto.
Sebagai aparat kepolisian, pihaknya menekankan agar sistem pengamanan ditingkatkan, apalagi ini merupakan kawasan suci, sehingga setiap kejadian bisa termonitor. “Kalau karyawan kurang sebagai unsur penerima tamu kami harap kedepan bisa lebih diperbanyak, sehingga aktifitas wisatawan di batukaru bisa termonitor terutama yang tidak bawa guide,” pungkasnya.
Yang jelas dikatakannya, dalam rapat kali ini bukan bertujuan untuk mencari benar atau salah, melainkan mencari solusi agar kejadian serupa tidak lagi terjadi di kawasan suci lainnya. “Wisawatan cenderung tidak paham, karena mereka memiliki kepercayaan sendiri, inilah yang perlu mendapat perhatian bersama, baik pengelola, karyawan maupun pecalang, bisa juga dengan memberikan panduan ataupun memasang larangan yang mudah dipahami oleh mereka,” sarannya.
Seperti diketahui sebelumnya, masyarakat dihebohkan dengan postingan foto wisawatan asing pria yang naik di atas pelinggih. Setelah ditelisik terkait foto wisatawan asing yang menggunakan kamen lengkap dengan destar itu berasal dari akun Instagram (IG) atas nama @tony.jarvi. Namun sayang setelah sempat viral, akun IG nya justru sulit dilacak atau tidak aktif lagi.
Bahkan foto tersebut diperkirakan diambil sekitar empat hari yang lalu saat bule tersebut berkunjung ke Pura Batukaru. (pasupawati/balipost)