DENPASAR, BALIPOST.com – Persiapan menuju event internasional IMF-WB Annual Meeting hingga September ini sudah mencapai 91 persen. Sejumlah infrastruktur selesai dibangun.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI KPw) Provinsi Bali Causa Iman Karana mengatakan infrastruktur ini nantinya akan bermanfaat untuk pembangunan ekonomi Bali. “Jadi infrastruktur itu adalah manfaat langsung dari IMF-WB terhadap Bali,” kata Iman, Kamis (13/9).
Selain manfaat langsung itu, pariwisata Bali akan terpromosi lebih besar lagi ke kancah internasional. Karena ada 189 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral akan hadir. Manfaat lainnya yaitu pertumbuhan ekonomi Bali akan terdorong dengan adanya IMF-WB ini, yaitu 6,00 – 6,40 persen tahun 2018.
Tidak hanya berdampak jangka pendek, event ini juga diklaim memiliki dampak jangka panjang. Tak hanya bagi Bali tapi juga Indonesia. “Dari sisi permintaan, ekspor barang dan jasa akan meningkat, investasi tumbuh. Diperkirakan 3.500 – 5.000 investor mancanegara akan menghadiri pertemuan tahunan ini,” sebutnya.
Konsumsi pemerintah pun akan tumbuh dengan adanya pembangunan sejumlah infrastruktur. Dari sisi lapangan usaha, dampak IMF-WB akan meningkatkan pertumbuhakan akmamin, transportasi, perdagangan, infokom, konstruksi dan industri pengolahan.
Mengantisipasi kebutuhan pangan saat IMF-WB, Ketua Bali Hotel Association (BHA) Ricky Putra pun telah berkoordinasi dengan vendor untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Vendor tersebut telah biasa menyediakan bahan baku pangan sehari–hari untuk hotel, seperti daging dari Australia, keju dari Prancis. “Sudah ada beberapa hotel yang sudah melakukan food testing dan disetujui. Artinya kebutuhan itu betul-betul yang sudah kita provide,” imbuhnya.
Selain itu, BHA juga meminta pemda yang selama ini mengkoordinir pasokan komoditi lokal agar menyiapkan stok 3 hingga 4 kali dari kebutuhan normal. Sementara supplai bahan baku pangan dari lokal, seperti sayuran, bumbu-bumbuan, dan buah dipesan secara rutin. “Kita minta antisipasi jumlah atau lonjakan kebutuhan tamu selama IMF-WB,” ujarnya.
Pemimpin BNI Kantor Wilayah Bali, NTB dan NTT Eko Setyo Nugroho mengatakan, pada saat IMF WB, diperkirakan ada potensi perputaran uang sebesar Rp 943,5 miliar. Sebanyak 95,2 persen pengeluaran tersebut berasal dari wisatawan mancanegara dan sisanya sejumlah 4,8 persen berasal dari wisatawan lokal.
Pengeluaran terbesar adalah akomodasi yang mencapai Rp 569,9 miliar diikuti pengeluaran untuk makanan dan minuman sebesar Rp 190,5 miliar, transportasi sejumlah Rp 36,1 miliar, hiburan sebesar Rp 57 miliar dan belanja souvenir senilai Rp 90,2 miliar.(Citta Maya/balipost)