Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Ulah wisawatan asing yang naik pelinggih Pekiyisan, areal kawasan Pura Luhur Batukau, Kecamatan Penebel, Tabanan mendapat perhatian Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati. Disela menghadiri festival Jatiluwih, Jumat (14/9), pejabat yang akrab disapa Cok Ace menyarankan agar tata tertib (tatib) masuk ke areal kawasan Pura lebih dipertegas lagi, dengan harapan kejadian serupa agar tidak terjadi lagi.

Bahkan, Cok Ace mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut dan meminta agar menambah informasi atau peringatan mengenai pura lagi. “Selain informasi kita juga harus memiliki tata tertib atau tata cara masuk ke sebuah pura,” ucapnya.

Baca juga:  Wisatawan Abadikan Melasti di Tanah Lot

Disinggung terkait sanksi bagi wisawatan yang melanggar, Cok Ace enggan menanggapi dan mengakui telah mendapat informasi, jika oknum bule tersebut telah kembali ke negaranya. “Saya dengar dia sudah keluar dari Bali. Dan saya juga belum tahu bule darimana,” dalihnya.

Ditegaskan Cok Ace, jika nantinya terjadi hal serupa, jika pelaku saat itu juga dilihat langsung agar segera langsung dilacak atau ditindak. Ini dimaksudkan untuk memberi pembelajaran bagi wisawatan. Dan yang lebih penting lagi, untuk antisipasi yakni menambahkan informasi dengan cara mereka atau bahasa mereka serta penambahan kamera pengintai atau CCTV.

Baca juga:  Alien Child Lahirkan "Indah DiMataku"

“Secara manual bisa diawasi langsung dengan menambah tenaga kerja. Termasuk menambah CCTV, karena pengawasan secara manual terkadang tidak terlalu maksimal, sebagai manusia bisa lelah dan sebagainya,” jelasnya.

Saat disinggung apakah ini karena kelemahan guide, Cok Ace menjelaskan terkadang wisatawan lebih banyak datang tanpa guide atau tanpa travel dan mencari informasi sendiri kemudian datang ke Bali. Sehingga dengan ketidaktahuan informasi dari wisatawan, akhirnya terjadi seperti itu.

Baca juga:  Erupsi Gunung Agung, Kunjungan Wisatawan di Klungkung Menurun

“Ya salah satunya itu (tanpa guide), mereka datang sendiri dan mencari informasi sendiri. Sehingga saat tidak mengetahui informasi, akhirnya terjadi kejadian seperti ini,” ucapnya.(puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *