DENPASAR, BALIPOST.com – Pertemuan tahunan IMF dan World Bank (IMF-WB) pada 2018 akan digelar di Bali pada Oktober. Persiapannya sudah dilakukan sejak 2017. Bahkan, sejumlah proyek infrastruktur dibangun di Bali untuk mendukung suksesnya gelaran acara prestisius ini.
Menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali AA. Ngurah Alit Wiraputra pascapertemuan IMF-WB akan terjadi tekanan terhadap ekonomi Bali. Tekanan ekonomi ini dinilai akan berlangsung sampai pertengahan 2019.
Ia mengakui secara umum, kegiatan ini akan membawa lebih banyak dampak positif bagi Bali. Pengusaha mendapatkan tambahan order. Ekonomi Bali akan lebih tumbuh karena multiplier effect dari dampak langsung penyelenggaraan acara IMF-WB.
Dengan IMF-WB meeting, pertumbuhan ekonomi Bali bisa mencapai 5,9 persen – 6,3 persen. “Kami meyakini event ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi terutama karena konsumsi, investasi, dan ekspor (devisa wisman),” ujarnya.
Pengusaha lokal Bali, dikatakannya, banyak terlibat dalam kegiatan ini terutama di hotel bintang 3 dan melati yang dipesan para pendamping anggota delegasi, alat transportasi, food and beverages, percetakan, logistik, dan tempat wisata. Selain itu, terdapat keterlibatan pengusaha lokal antara lain di stand UMKM yang akan didirikan di Taman Jepun BNDCC. Terdapat program tour mengunjungi UMKM di Badung, Gianyar, Tabanan, dan lainnya. Kain seragam dan souvenir pun diorder dari UMKM lokal.
Selain dampak positif, Alit mengungkapkan, dana dari perhelatan Akbar tersebut sampai ke Bali hanya 15 persen. Karena pelaksana event tersebut pemerintah pusat dan event organizer dari pusat, sehingga penyewaan alat dan barang dari pusat.
“Kendaraan juga 60 persen lebih didatangkan dari Jakarta. Kebutuhan food and beverage juga diimpor dari luar negeri. Sehingga harapan keuntungan masyarakat Bali hanya dari seberapa besar para delegasi berbelanja dan menikmati alam Bali,” katanya.
Guru Besar FEB Udayana Prof. I Wayan Ramantha mengatakan, event IMF WB tidak hanya menjadi promosi penting bagi sektor pariwisata Bali, tapi juga akan bermanfaat bagi promosi sektor ekonomi lainnya. Misalnya sektor investasi di bidang infrastruktur atau industri bisa dipromosikan dalam event itu.
‘
Menurutnya, Bali perlu bersyukur dijadikan tempat berlangsungnya event IMF WB. Karena sebelum ditetapkan, penyelenggaraan pertemuan ini tidak hanya diminta oleh Indonesia, tapi juga diminta oleh Mesir dan Sinegal. “Karena itu, investor asing diharapkan banyak yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, tidak terkecuali Bali,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)