SEOUL, BALIPOST.com – Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan kembali kembali melintasi garis perbatasan yang dijaga ketat militer pada Selasa (18/9) untuk melakukan pertemuan ketiga kalinya dengan pemimpin Korea utara Kim Jong Un. Kedua pemimpin berupaya membuat terobosan dalam pembicaraan nuklir yang goyah antara Pyongyang dan Washington.
Pertemuan puncak antar-Korea itu akan mejadi uji coba bagi pertemuan berikutnya, yang baru-baru ini diusulkan Kim kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pertemuan pemimpin dua Korea akan memberikan tanda apakah Kim serius soal penghapusan senjata nuklir.
Kim membuat komitmen terkait denuklirisasi itu pada pertemuan pertamanya dengan Trump Juni silam. Trump telah meminta Moon untuk menjadi “ketua juru runding” antara dirinya dan Kim, menurut para pembantu Moon.
Permintaan itu muncul setelah Trump bulan lalu membatalkan kunjungan menteri luar negeri AS ke Pyongyang. “Saya ingin melakukan dialog yang jujur dengan Ketua Kim soal bagaimana menemukan titik kontak antara tuntutan-tuntutan untuk denuklirisasi serta tuntutan Korea Utara agar hubungan penuh permusuhan dihentikan dan keamanan dijamin,” kata Moon dalam acara jumpa pers, Senin, seperti dilansir Kantor Berita Antara.
Kedua pemimpin akan duduk bersama untuk melakukan pembicaraan resmi setelah makan siang, yang akan dilanjutkan dengan penampilan musik dan jamuan makan malam. Para pemimpin perusahaan yang ikut dalam rombongan, termasuk Wakil Pemimpin Samsung Electronics Jay Y. Lee dan para kepala SK Group serta LG Geroup, akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Korea Utara Ri Ryong Nam, yang mengurusi masalah perekonomian, kata Im.
Pada Rabu, Moon dan Kim diperkirakan akan mengungkapkan suatu pernyataan bersama dan perjanjian militer terpisah dirancang untuk meredakan ketegangan hubungan serta mencegah perselisihan muncul. Moon akan kembali ke tanah air pada Kamis (20/9). (kmb/balipost)